Mengenal Entrepreneurs' Organization (11): Frenky Yulianto Terapkan Nilai-Nilai EO di Perusahaan

Selasa 12-07-2022,09:17 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Doan Widhiandono

Di mata member baru, EO punya keistimewaan sendiri. Salah satunya bagi Direktur PT Mentari Bumi Persada Transport Frenky Yulianto. Ia banyak belajar hal baru di EO. Lalu menerapkannya di perusahaan ekspedisi jasa pengiriman barang miliknya.

SEPERTI kita tahu, masa awal pandemi Covid-19 membuat semua orang takut. Senang atau tidak, semuanya harus membatasi kegiatan di luar rumah. Mulai dari bekerja hingga memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Begitu juga dengan Frenky Yulianto. Ia banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Otomatis juga banyak kesempatan bertemu dengan para tetangga.  

Di suatu pagi saat itulah, Frenky sering berolahraga dengan dua tetangga dekatnya. Yakni Dietmar Dutilleux, pemilik perusahaan papan selancar Omega Mas; dan Anthony Utomo, pemilik Utomodeck Metal Works yang terkenal di Surabaya itu.

BACA JUGA:Mengenal Entrepreneurs' Organization (12): Frenky Pilih Tidak Bossy

Mereka kadang jogging bersama setiap pagi. Atau sekadar jalan-jalan sore mengitari kompleks Graha Famili. Dari intensitas itulah, Frenky mendapat tawaran lagi untuk gabung dengan EO.

“Karena saya sudah lama dengar tentang EO,” katanya saat ditemui di sebuah kantor di bilangan Jalan Basuki Rahmat. Itu bukan kantor perusahaannya. Melainkan tempat istrinya bekerja.

Ya, Frenky mengenal EO sejak 2016 silam. Kebetulan, Dietmar adalah teman baik istrinya. Mereka sering hangout bersama. Pada kesempatan itu, Dietmar sering bercerita tentang kegiatan dan program-program EO.

Frenky sebetulnya tertarik untuk bergabung. Namun, belum punya keberanian. Ia masih belum bisa membagi waktunya untuk bekerja dan perusahaan. Frenky mengerti bahwa butuh komitmen yang kuat untuk menjadi anggota EO.


Sertifikat dan foto saat Frenky Yulianto mengikuti pendidikan di Lemhannas. -Dokumentasi Pribadi-

Pengenalan itu tak sekadar lewat cerita saja. Bahkan Frenky diajak ikut salah satu program EO. Yakni pelatihan khusus bersama para member EO di Lemhannas, Jakarta.

Pelatihannya bukan soal pengembangan perusahaan dan tetek-bengek sekitarnya. Justru tentang pemantapan nilai-nilai kebangsaan. Pembicara yang dihadirkan pun bukan para motivator.

Melainkan para sejarawan, petinggi BIN, hingga gubernur Lemhannas saat itu. Tema yang dibahas seputar filsafat Pancasila dan konstitusi negara UUD 1945. “Saya sedikit keder bertemu para member EO. Karena image EO itu tempatnya pengusaha besar,” kata alumnus Universitas Kristen Petra angkatan 2005 itu.

Ternyata, Frenky salah sangka. Ia malah kagum dengan semua anggota EO. Perusahaan besar yang dimiliki bukan menjadi ukuran utama di organisasi yang didirikan pada 1998 itu.

Kategori :