SURABAYA, DISWAY - Perubahan d i lini tengah Persebaya terjadi. Gelandang mungil Dicky Kurniawan dipastikan pergi dari skuad Persebaya musim ini. Pemain Terbaik Piala Suratin 2019 itu akan dipinjamkan ke Gresik United.
Dicky menyusul rekannya, Akbar Firmansyah, yang lebih dulu bergabung. Dua pemain itu mendapat kontrak permanen dari Persebaya sejak musim 2020. Namun, Persebaya juga kedatangan pemain anyar. Namanya, Brayen Pondaag. Pemain asal Bitung, Sulawesi Tenggara, tersebut mampu memikat Aji Santoso, pelatih Persebaya. Kendati Brayen baru menjalani dua hari seleksi, pelatih kepala Persebaya itu berani merekomendasikan pemain kelahiran 17 Desember 2001 tersebut ke manajemen. ”Insya Allah tidak salah pilih. Pemain ini punya prospek,” terangnya. Brayen terakhir membela tim sepak bola Sulut di PON Papua. Hanya, waktu itu Aji mengaku belum sepenuhnya memantau. Belakangan, salah seorang rekan pelatih menyodorkan nama pemain tersebut. Aji Santoso pun welcome . Ia memberikan tiket trial . ”Enggak perlu lama. Saya sudah bisa lihat prospek pemain dari dua kali sentuhan. Bagus atau tidak,” ujarnya. Posisi Brayen adalah gelandang serang. Brayen tentu harus bersaing dengan sederet nama yang sudah lebih dulu eksis. Di antaranya, Higor Vidal, Michael Rumere, Brylian, Wahyudi, hingga Marselino Ferdinan. BACA JUGA:Uji Coba Lawan Persela, Persebaya Hanya Menang 2-0 Dengan usia yang masih muda, Aji Santoso percaya, Brayen akan bisa cepat beradaptasi. Sekaligus meramaikan persaingan di lini tengah Persebaya. ”Makin kompetitif. Kami juga banyak opsi sesuai dengan strategi di lapangan,” ujarnya. Hari ini Brayen mendapat kontrak permanen. Ia akan menjadi milik Persebaya untuk tiga tahun ke depan. Manajemen Persebaya memang memberikan opsi kontrak minimal tiga musim untuk para pemain muda yang baru mengorbit. Sebelumnya, Riswan H. Lauhin asal Ternate dan Julian Mancini dari Lampung juga mendapat kontrak tiga musim. ”Saya memang merekomendasikan kontrak panjang. Minimal tiga musim,” ujar Aji Santoso. Terkait Dicky, Aji Santoso kembali menegaskan bahwa peminjaman itu bukan untuk membuang sang pemain. Langkah tersebut dilakukan untuk kebaikan sang pemain agar mendapat banyak jam terbang. Oleh karena itu, dalam proses peminjaman tersebut, Persebaya mensyaratkan manajemen Gresik United memberikan menit bermain minimal 70 persen selama semusim. ”Kalau di sini malah kasihan. Kesempatan tampil minim. Malah tidak berkembang,” pungkasnya. (*)