MOSKOW, HARIAN DISWAY - Rusia akan menghidupkan kembali Uni Soviet. Kalimat itu diucapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu ketika menerangkan alasan negaranya menginvasi Ukraina.
Dilansir dari Express, Kamis, 28 Juli 2022, Shoigu nampak hadir dalam sesi pertemuan dengan para petinggi militer negaranya. Dalam video itu, Ia mengatakan bahwa kebangkitan Uni Soviet baru ini akan membawa perdamaian.
"Segera, akan ada Uni Soviet lagi dan kita akan kembali hidup dalam damai," katanya. Soviet sebenarnya sudah bubar 31 tahun lalu.
Sebelum pecah pada tahun 1991, Ukraina merupakan bagian dari Uni Soviet. Pada masa itu Ukraina yang merupakan ladang gandung Eropa dinamai Republik Sosialis Soviet Ukraina.
Republik itu dipimpin oleh cabang Partai Komunis Soviet di Ukraina: Partai Komunis Ukraina. Setelah Soviet Runtuh, Ukraina memutuskan untuk memisahkan diri.
Ukraina memproklamirkan kemerdekaan pada 24 Desember 1991. Semua itu buntut dari tingginya kesenjangan antara si kaya dan si miskin di Rusia yang memicu pemberontakan.
Pada 25 Desember 1991, bendera Soviet berkibar di atas Kremlin di Moskow untuk terakhir kalinya. Saat itu perwakilan dari republik Soviet seperti Ukraina, Georgia, Belarus, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Moldova, Turkmenistan, Tajikistan, dan Uzbekistan telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menjadi bagian dari Uni Soviet.
Pernyataan Shoigu tentang membangkitkan Uni Soviet baru tentu menjadi ancaman bagi negara eks Soviet.
Sebenarnya, pernyataan shoigu tersebut berbanding terbalik dengan pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin saat mengumumkan dimulainya serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Putin mengatakan, operasi militer dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di negara itu dari persekusi yang dilakukan kelompok ultranasionalis bekingan Kiev (Ibu Kota Ukraina).
Alasan lainnya, Ukraina dianggap mengancam keamanan dunia ketika memutuskan bergabung dengan NATO. Anda sudah tahu, sepertiga nuklir Soviet berada di Ukraina.
Jika Rusia mengembangkan wilayah invasinya ke negara lain, perekonomian dunia bakal makin kacau. Dampak peperangan kedua negara itu membuat rantai pasokan pangan dunia terganjal. Gandum, minyak bumi, batu bara dari dua negara itu tak bisa diekspor. Rusia menutup akses perdagangan Ukraina. Sedangkan barat menetapkan sanksi embargo produk Rusia.
Perangnya di Eropa Timur tapi korbannya bisa sangat jauh: Sri Lanka. Negara yang mengandalkan pariwisata itu tak bisa menahan krisis ekonomi global akibat ketegangan di Eropa. (*)