Cicik yang mengenakan pakaian serba putih dengan rok bawah yang tersingkap, melatih gerak tubuhnya dengan bergerak kesana-kemari. Visual tradisi tande mengiring di belakangnya, memuat gambaran bentuk seni tersebut, dengan seorang penari perempuan yang menari dengan laki-laki di hadapannya. Sesekali dia menerima uang dari laki-laki tersebut.
Heri yang memandu gladi bersih sempat mengarahkan Cicik yang hendak menggunakan proyektor untuk memampangkan video tentang tradisi tande sebagai latar panggung. Sayang, visual proyektor tersebut belum dapat memenuhi keseluruhan latar. Hanya setengah. "Bisa dibetulkan ya. Nanti Cicik bergerak dari ujung ke ujung, berkelindan dengan visual proyektor tersebut," saran seniman 55 tahun itu.
Setelah gladi bersih kemarin, karya kelimanya bisa disaksikan publik. Karya-karya yang hadir dalam tema Next Page. Diusung sebagai upaya untuk memancing daya kreatif, inovatif sekaligus mendorong kreator untuk kembali membuka dan menyusun kembali bentuk kesenian pasca pementasan.
"Maksudnya kembali merangkai halaman dari bentuk karya sebelumnya. Berupa eksplorasi tubuh yang merepresentasikan pengalaman dan pengetahuan kreator. Mereka ini akan kami dorong agar mereka membuat karya selanjutnya," kata Sekar.
Tema itu -lanjut Sekar- sekaligus mempertanyakan kembali apa yang dilakukan seniman pasca-pementasan. "Setelah pementasan tak lantas berhenti begitu saja. Setelahnya harus berkelanjutan," pungkasnya. (*)