Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Membuka Tabir Sejarah Hotel Chandra (4)

Jumat 19-08-2022,08:17 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

Tak pakai menunggu lama, dua orang itu sudah tiba di depan pagar. Dari wajahnya mereka bertiga memang seumuran. Selain sahabat sejak kecil, keduanya memang masuk tim sukses Baktiono. Dipanggil kapan pun pasti datang.

Dari wajahnya, mereka terlihat agak kaget. Bob membawa kamera dan merekam kedatangan mereka. Bob juga tak bisa berbahasa Indonesia. ”Piye, piye iki (Bagaimana, bagaimana ini, Red)?” tanya Mistar memandang Baktiono.

Baktiono mengulangi kisah Bob dan mereka langsung paham. Terutama Mistar. Ia tinggal tak jauh dari hotel itu. Tempat mainnya saat kecil juga di sekitar sana.

Does he know what happened in 1981, when I was born (Apakah ia tahu apa yang terjadi pada 1981, saat aku dilahirkan, Red)?” tanya Bob. Baktiono menerjemahkannya ke Mistar dan Sutris. 

Di tahun itu Mistar sudah masuk SMA. Ia mengingat-ingat. Kalau tidak salah, tahun itu ia sudah kelas II SMA. Hotel Chandra masih beroperasi. Masih cukup ramai.

Ia tahu pemilik hotel itu. Namanya Suhadak. Sepengetahuannya, ia adalah seorang tentara. Perawakannya tinggi besar. Kulitnya putih. ”Gede duwur. Telapakane ae gede banget (Tinggi besar. Telapak tangannya saja besar sekali, Red),” ucap Mistar sambil memperlihatkan telapak tangannya sendiri.

Iyo, Pak Hadak, sing duwe Hotel Chandra (Iya, Pak Hadak yang punya Hotel Chandra, Red),” sahut Sutris yang duduk di samping Baktiono. Bob masih fokus dengan kameranya. Semua percakapan penting direkam untuk film dokumenternya.

Apakah mereka melihat sosok perempuan dengan wajah Arab? Paras Bob lebih mirip keturunan Arab.

Mistar yang datang bersama anaknya terdiam sejenak. Ia mengamati wajah Bob sambil mengingat-ingat memori masa lalunya. ”Kayaknya ada. Cuma, enggak ngerti dia siapa. Namanya juga enggak tahu,” lanjutnya.

Ia memang sering main di sekitar hotel. Namun, ia dan teman sebayanya tak berani sampai masuk ke hotel. Sepengetahuannya, hotel itu penuh dengan orang-orang militer. Era Orde Baru, rakyat sipil tak berkutik menghadapi baju loreng.

Sedikit demi sedikit misteri tentang Hotel Chandra mulai terkuak. Mistar pun menawarkan bantuan yang membuat Bob tersenyum. ”Mau saya antar ke rumah Pak Suhadak?” ucapnya dengan yakin. (Salman Muhiddin)

Bertemu Putri Pemilik Hotel Chandra, BACA BESOK!

 

Kategori :