SURABAYA, HARIAN DISWAY- World Robotic Olympic (WRO) Indonesia digelar kembali setelah vakum dua tahun belakangan gara-gara pandemi Covid-19. Departemen Teknik Elektro Otomasi Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pun dipercaya menjadi penyelenggara. Event itu berlangsung tiga hari, mulai Jumat, 19 Agustus, hingga Minggu, 21 Agustus.
—-------------------------
ORANG-ORANG berkerumun di ruang tengah di lantai ground Grand City Mall kemarin. Mereka menonton pertandingan robot internasional yang digelar WRO. Sesekali riuh tepuk tangan diberikan kepada para peserta yang bertanding.
Ada dua meja yang tertata. Ukurannya hampir mirip papan tenis meja. Namun, ada pembatas yang mengelilingi meja itu. Jika dari pintu masuk, meja biru sebelah kanan untuk peserta kategori entry level. Meja hijau yang kiri khusus untuk peserta kategori robo mission.
Para penonton dilarang melihat dari dekat. Panitia sudah memasang pembatas sekitar 3 meter dari meja pertandingan itu. Dengan demikian, para peserta pun bisa fokus bertanding tanpa ada gangguan.
Di atas meja hijau, sudah ada jalur putih melingkar seperti huruf S. Di sekitar jalur itu disediakan potongan-potongan lego berwarna-warni.
Ammar Arda Ilhami dan Muhammad Fakhri Alzacky mendapat giliran bertanding babak kedua sekitar pukul 16.30.
Tim dari Al-Jazari Surabaya itu mendekat ke meja. Disusul empat juri lain. Ammar meletakkan robotnya di garis start. Begitu aba-aba sampai hitungan ketiga, ia menyentuh bagian atas robot.
Si robot langsung lari dengan gesit. Tertib mengikuti jalur yang penuh belokan itu. Bahkan, dua tangan robot dengan tangkas mengambil setiap logo merah yang berserakan. Hingga tiba di garis finis dengan sambutan tepuk tangan meriah dari penonton.
”Skornya dapat perfect. Alhamdulillah, senang sekali,” ujar Fakhri. Ya, timnya meraih skor 125 poin di babak kedua itu. Sayangnya, penampilan mereka kurang maksimal lantaran grogi di babak pertama. Waktu terlalu banyak habis oleh obrolan sehingga tidak fokus mengendalikan robot.
Skor yang mereka dapat di babak pertama hanya 103 poin. Namun, kekurangan itu ternyata bisa ditambal di babak ketiga. Skornya melebihi babak kedua, yakni 129 poin.
Sistem penilaian dihitung dari penjumlahan dua skor terbesar. Otomatis, Ammar dan Fakhri sukses mendapat hasil akhir 254 poin. Nilai itu menempatkan mereka menjadi juara di kelas elementary kategori robo mission.
”Asyik, bisa ke Jerman. Sudah gak sabar,” ungkap Ammar. Ya, para juara di kategori robo mission akan diterbangkan ke Jerman pada November. Mereka mewakili Indonesia bertanding di World Robotic Olympic 2022.
Kiprah bocah asal Surabaya pada pertandingan robot itu memang tak bisa diragukan. Ammar yang kini duduk di bangku kelas VII SMP sudah kepincut di dunia robot sejak masuk PAUD. Ia sudah tiga kali bertanding di kompetisi robot level nasional.
Begitu juga dengan Fakhri yang tertarik bermain robot sejak PAUD. Bocah asal Keputih itu kini masih duduk di bangku kelas V. Sudah bertanding dua kali di kompetisi robot level nasional. Bahkan, ia sukses meraih juara di ajang Indonesian Robotic Olympic yang digelar ITS pada 2019.