SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kehadiran Presiden Jokowi di Surabaya disambut antusias warga. Bersama Ibu Negara, Iriana Jokowi, presiden mengunjungi Pasar Pucang Anom, Surabaya.
Begitu turun dari mobil, Jokowi membagikan kaus hitam bertulisan Jokowi kepada warga. Tentu saja warga berebut mendapatkan cenderamata dari orang nomor satu di Indonesia itu.
Jokowi juga membagikan buku tulis untuk anak-anak dan sembako kepada pedagang dan masyarakat di sana. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendampingi Jokowi.
Di dalam pasar, Jokowi membagikan bantuan sosial (Bansos) kepada 10 orang perwakilan masyarakat. Ada dua amplop yang diberikan. Masing-masing berisi Rp 1,2 juta dan Rp 300 ribu. Serta, satu bungkus sembako.
“Bantuan sosial isinya Rp 300 ribu. Itu silakan dibelikan sembako. Kalau yang Rp 1,2 juta ini digunakan untuk penambahan modal usaha,” kata Jokowi saat berdialog dengan penerima bansos.
BACA JUGA: Jokowi yang Minta Farel Jadi Bintang Tamu
Jokowi pun meminta agar masyarakat yang menerima bansos memanfaatkan secara bijak. Ia berpesan agar bansos itu tidak dibelikan HP atau pulsa. Jokowi hanya sebentar di Pasar Pucang Anom. Setelah itu, ia meninggalkan Pasar Pucang Anom untuk kegiatan yang lain.
Enny Kusbandiny salah seorang warga yang mendapat bantuan merasa senang. Dia pernah mendapatkan bantuan serupa pada 2015. Selama ini, bantuan tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha menjahit yang telah dirintisnyi sejak 10 tahun terakhir.
Dari usaha itu, dia bisa menyekolahkan ketiga anaknya. “Sekarang, anak saya satu sedang kuliah. Dan anak saya paling kecil kelas 5 SD. Kalau yang anak pertama, sudah tidak sekolah,” katanyi saat ditemui usai acara.
PEDAGANG di Pasar Pucang Anom, Surabaya, mendapat bantuan sembako dan uang tunai dari presiden.-Muchlis Jr-Setpres-
Sama halnya dengan Sutini, warga Kecamatan Genteng. Adanya bantuan itu, dia bisa membangun usaha baru. Setelah, usaha jamu yang dirintisnya itu gulung tikar karena pandemi Covid-19.
Ibu tiga anak itu bisa kembali memiliki usaha. Bahkan, sekarang bisa membangun usaha air minum isi ulang. “Program PKH itu kan saya dapatkan tiga bulan sekali. Nah, itu saya cicil untuk membangun usaha saya sekarang,” terangnyi.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, untuk PKH di Kota Pahlawan ada 45 ribu orang. Sementara, untuk bantuan pangan non tunai (BPNT) ada 45 ribu orang penerima. Penyaluran bantuan itu, hingga bulan ke dua triwulan ke tiga sudah disalurkan sekitar 30 persen.
Masyarakat yang mendapat bantuan hari itu, adalah mereka yang mendapat PKH dan BPNT. “Ini sudah masuk ke tahap ke tiga untuk 2022. Nanti berakhir di September. Tadi, kami sebenarnya hadirkan sekitar 130 penerima,” katanyi.
Direktur Jaminan Sosial Kemensos Heri Kris Sritanto menambahkan, dari hasil pantauannya, di tahap satu dan tahap dua, khusus di Surabaya dan sejumlah kota di Jawa Timur pada umumnya, masih banyak penerima bantuan yang belum melakukan transaksi. Padahal, bantuan itu sudah disalurkan 100 persen.