Oleh:
Dr dr Robert Arjuna FEAS
Dokter dan penulis ilmu kesehatan
KAWAN BAIK saya, Nana, yang juga editor buku ini, bersahabat karib dengan radang tenggorokan. Dulu, waktu zaman kuliah, dia terserang radang tenggorokan bisa empat sampai lima kali setahun. Waktu sudah bekerja—mungkin karena perbaikan gizi—frekuensi kena radang tenggorokannya sudah tak sesering dulu.
Tahun lalu, dia kena radang lagi. Waktu ke dokter, dia disuruh operasi membuang amandel. Nana takut operasi. Dia mencari second opinion. Kebetulan, waktu itu dia berpacaran dengan dokter. Kata pacarnya, kalau kambuh, barulah dipikirkan lagi opsi operasi. Eh, sampai sekarang tidak kambuh lagi. Mungkin amandelnya takut dengan biaya operasi. Hehehe…
Operasi amandel memang sering menjadi solusi ketika anak sering menderita sakit amandel. Termasuk anak Bu Sinta, Ucok, yang umurnya delapan tahun. Ia sering demam, sakit saat menelan, leher bengkak. Namun, setelah diangkat, kondisi kesehatan membaik. Tak pernah sakit lagi. Jadi, apa sebenarnya amandel itu? Bagaimana ia mempengaruhi kesehatan kita?
Setiap orang memiliki dua biji amandel, yang dalam bahasa medis disebut tonsil. Fungsinya sebagai daya tahan tubuh, karena terletak dipintu masuk kerongkongan. Kuman apapun yang hendak masuk ke kerongkongan akan disaring lebih dulu oleh kedua biji tonsil.
Nah, jika tonsil ini mengalami infeksi atau peradangan, maka akan membengkak. Akibatnya, anak akan merasa sakit saat menelan makanan. Bila obat tidak menolong, maka harus dilakukan operasi pengangkatan. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak berusia 3 hingga 7 tahun. Namun serangan pada orang dewasa—seperti Nana tadi, juga dapat terjadi.
Pada anak-anak, yang belum memiliki pertahanan tubuh yang kuat, amandel berfungsi untuk mencegah infeksi. Namun seiring dengan berjalannya usia dan kuatnya sistem imun, maka fungsinya mulai tergantikan. Hal itu juga yang membuat dokter Nana tadi menyuruh operasi. Sebab, kedua amandelnya sudah tidak banyak gunanya.
Nah, kembali ke topik bahasan awal kita. Hampir semua orang tentu pernah merasakan sakit di area leher. Baik radang tenggorokan maupun amandel. Meski letaknya sama, radang tenggorokan dan amandel merupakan penyakit yang berbeda. Sehingga, penanganannya harus berbeda pula. Apa sih bedanya?
Faringitis dan Tonsilitis
Radang tenggorokan punya nama lain, yakni faringitis. Kondisi itu merupakan peradangan yang terjadi pada daerah faring, atau bagian belakang tenggorokan. Adanya radang pada tenggorokan menimbulkan sensasi rasa sakit dan panas, sehingga pengidap akan kesulitan untuk menelan.
BATUK menjadi salah satu gejala radang tenggorokan yang sering menyerang anak-anak. -Topd-
Radang tenggorokan juga bisa jadi pertanda bahwa Anda tengah mengidap demam atau flu. Meskipun terasa sangat tidak nyaman, radang tenggorokan merupakan penyakit yang dapat mereda dengan sendirinya dalam waktu seminggu.
Di sisi lain, amandel atau tonsilitis merupakan kondisi saat amandel mengalami peradangan. Baik radang tenggorokan maupun tonsilitis sama-sama disebabkan oleh infeksi virus (rhinovirus) dan flu (influenza tipe virus A), serta infeksi bakteri.
Seseorang bisa mengalami radang tenggorokan tanpa mengalami radang amandel. Tetapi, dua hal itu bisa terjadi bersamaan. Tonsilitis dapat disebabkan oleh bakteri kelompok Streptococcus, yang bertanggung jawab sebagai penyebab radang tenggorokan. Tapi radang amandel juga bisa disebabkan oleh bakteri dan virus lain.
Gejala Sakit Amandel
1. Demam
2. Leher kaku
3. Sakit perut,
4. Perubahan warna putih atau kuning pada atau di sekitar amandel
Gejala Sakit Tenggorokan
1. Demam lebih tinggi,
2. Pegal linu pada sekujur tubuh
3. Mual dan muntah
4. Tampak amandel merah bengkak dengan garis-garis putih nanah
5. Membengkaknya kelenjar getah bening yang berada di leher
Cara pertama untuk mengetahui perbedaan di antara dua penyakit ini tentu saja melalui gejalanya. Tonsilitis dan radang tenggorokan memiliki banyak gejala serupa, karena radang tenggorokan dianggap sebagai jenis radang amandel. Namun, orang-orang dengan radang tenggorokan memiliki gejala tambahan yang unik.
Dua penyakit itu sama-sama menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening di area leher, gangguan menelan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Pada beberapa aspek, tampak perbedaannya. Misalnya, pada radang tenggorokan tampak kemerahan pada amandel, sementara pada radang amandel hanya tampak bintik-bintik merah pada mulut.
PEMERIKSAAN sebelum operasi amandel. Karena sudah tidak berguna buat orang dewasa, ada baiknya amandel diangkat. -Topdoctors.uk-
Pada pengidap radang tenggorokan, gejala yang muncul biasanya akan tergantung pada penyebab terjadinya radang. Beberapa gejala umum dari radang tenggorokan, antara lain, sakit kepala, sakit tenggorokan, demam, ruam kulit, nyeri sendi dan otot.
Sedangkan pada pengidap amandel, gejala yang muncul berupa lemas, demam, sakit kepala, sulit menelan, suara serak, bau mulut, leher terasa kaku, sakit perut, batuk, dan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher.
Pengobatan
1. Obat antibiotik
2. Obat anti demam
3. Obat anti inflamasi
4. Operasi pengangkatan amandel
Pencegahan
1. Mengonsumsi permen pereda tenggorokan
2. Konsumsi minuman hangat dan makanan yang lunak
3. Hindari merokok dan menghirup asap rokok
4. Istirahat cukup
5. Perbanyak minum air putih guna meningkatkan produksi air liur dalam mulut
6. Berkumur dengan air garam atau obat kumur antiseptik guna mematikan bakteri virus yang berada dalam tenggorokan.
Demikian sekilas info tentang perbedaan sakit amandel dan sakit faringitis. Semoga bermanfaat. Yang jelas, kalau anak mengeluh demam atau batuk-batuk, jangan langsung diomeli, ’’Es teroooosss!’’ (*)