Kya-Kya Reborn, Menghidupkan Lagi Wisata Pecinan Jalan Kembang Jepun, Surabaya

Rabu 31-08-2022,05:19 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo


--

Target pembukaan awal Agustus meleset. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah ngebet meluncurkan Kya-Kya Reborn. Namun, persiapan teknis di lapangan masih banyak yang belum tuntas. Target pun diundur hingga Minggu, 11 September nanti.

---

WISATA Pecinan Kya-Kya Kembang Jepun begitu terkenal pada 2003-2004. Setiap malam jalanan sepanjang 730 meter dan lebar 20 meter itu disulap menjadi kawasan street food yang indah. Dihiasi dengan ornamen khas Tiongkok dan gapura naga di kedua ujung jalan. Sebanyak 200 pedagang makanan berjajar rapi. Di tengah jalan, 500 meja dan 2 ribu kursi ditata. Lengkap dengan live music di sejumlah titik. 

Hanya 1,5 tahun Kya-Kya Kembang Jepun bertahan. Banyak faktor yang membuat Dahlan Iskan, pencetus Kya-Kya Kembang Jepun, menutup kawasan itu. Salah satunya sulitnya mengatur parkir liar di sekitar kawasan itu. Banyak pengunjung yang merasa dipalak oleh juru parkir liar yang menarik ongkos parkir tidak masuk akal. Banyak pengunjung akhirnya kapok. 


Grafis Kya-Kya-Rozi Hamdani-Harian Disway-

Pemkot Surabaya ingin membuka lagi kawasan pecinan itu. “Ya, harapan kami bisa dibuka di tanggal itu (11 September 2022, Red),” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Wiwiek Widayati kepada Harian Disway, Selasa, 30 Agustus 2022.

Pemkot Surabaya ingin menguatkan branding Kya-Kya yang lama. Seperti yang telah dilakukan sebelumnya, yakni Romansa Tunjungan dan wisata susur sungai Kalimas.

BACA JUGA:Tunggu Kya-Kya Bernapas Lagi…

Seluruh program tersebut punya misi yang sama. Yakni agar bisa mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar. Apalagi saat ini masa pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Kya-Kya harus bisa menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Baik yang di dalam kota maupun luar kota. Kemudian bertahan dalam waktu yang panjang.


LAMPU jalan dan lampion bernuansa Tiongkok menghiasi Jalan Karet. Kawasan ini akan menjadi penunjang Kya-Kya Kembang Jepun.-BOY SLAMET-Harian disway-

Artinya, kegagalan Kya-Kya yang lama tak boleh terulang. Antusias masyarakat tidak boleh hanya sebatas euforia sesaat. Satu-dua tahun bisa ramai pengunjung, tapi melempem di tahun berikutnya.

“Maka kali ini kami siapkan destinasi lain,” lanjut Wiwiek. Kya-Kya Reborn tidak hanya menyajikan kuliner khas street food seperti dulu. Ada strategi baru yang diterapkan. Agar sesuai dengan zaman.

Salah satunya, dengan memperkuat sisi historis. Disbudporapar Surabaya bakal mengintegrasikan kampung pecinan di Jalan Kembang Jepun itu. Yakni dengan memperkuat bangunan ikonik rumah abu di Jalan Karet. Di antaranya, Rumah Abu Han, Abu The, dan Abu Tjoa.

Itulah yang menjadi pembeda. Sekaligus berpotensi menarik banyak pengunjung. Terutama bagi muda-mudi. Sebab, tempat-tempat ikonik nan lawas seperti itu digandrungi untuk menjadi spot foto dan selfie.

Kategori :