SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di ajang gelaran Surabaya Smart City 2022, pendiri Lapis Kukus Pahlawan (LKP) Rizka Wahyu Romadhona berbagi pengalamannya berusaha. Setidaknya ada 150 RW se-Kota Surabaya yang menyimak tuturannya.
Saat ini waktunya bangkit bersama memulihkan ekonomi nasional. Optimisme itu disampaikan Rizka sebagai narasumber workshop Surabaya Smart City 2022, pada Selasa, 4 Oktober di Gedung Convention Hall Jalan Arief Rahman Hakim SUrabaya. Sebab berdaya secara ekonomi itulah yang memang dijalankan Rizka dengan usaha kuliner yang dibangunnya.
Gagasannya menjadikan LKP sebagai oleh-oleh pilihan nomor 1 di Surabaya itu dijalankannya sejak 2015. Tergolong baru. Namun sejak mula LKP ingin mendorong seluruh mitranya untuk berkontribusi dalam mendorong ekonomi nasional melalui dukungan yang diberikan kepada UMKM.
Di depan ratusan pelaku UMKM, Rizka mengatakan bahwa untuk bisa bangkit, apalagi tumbuh dan berkembang, haruslah bergandengan tangan. Tak bisa sendirian. Maka dalam menggelola LKP, dia mengajak stakeholder di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Hal itu ditempuh mengingat untuk menjadi LKP yang dikenal saat ini, Rizka harus mengatasi banyak hambatan dan tantangan. Dia ingat betul bagaimana sulitnya mencari rekanan yang bisa memasarkan produknya yang sudah diolah dengan mesin modern berteknologi Jepang dengan produk bersertifikasi halal MUI dan BPOM itu.
”Padahal semua bermula dari booth kecil lalu ada enam toko. Tapi LKP terus menggandeng pihak lain hingga ada kini ada 80 toko mitra dan sekitar 170 UMKM Surabaya yang terlibat memasarkan produk kami,” ungkap Rizka.
Rizka Wahyu Romadhona, pemilik usaha Lapis Kukus Pahlawan yang meraih The Best Oleh Oleh Surabaya dari Jawa Pos Culinary Awards 2017 dan 2018.--
Dengan cara itulah LKP bisa tumbuh dan berkembang sekaligus memberdayakan potensi serta menumbuhkan ekonomi masyarakat. Hingga sekarang telah menyerap lebih dari 360 pekerja di Surabaya. ”Ratusan UMKM di Surabaya yang kami libatkan itu juga kami dorong agar berkembang sampai punya usaha sendiri,” tegasnya.
”Itu memang komitmen kami. LKP terus menggandeng lebih banyak UMKM untuk bangkit bersama dalam memulihkan ekonomi nasional,” lanjut pemilik usaha LKP yang meraih The Best Oleh Oleh Surabaya dari Jawa Pos Culinary Awards 2017 dan 2018.
Sebagai kuliner yang sangat dikenal dari Surabaya, kue lapis berbahan baku tepung singkong dan tepung terigu itu menjadi lapis kukus pertama di Surabaya. Ada tiga jenis produk yakni lapis kukus, almond tart, dan chiffon cake. Variannya sangat beragam.
Di hadapan 150 RW yang hadir dalam acara Surabaya Smart City itu, Rizka menyinggung tentang peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan dengan fokus dan gigih saat memulai membangun usaha.
Selain bermitra, apa yang dilakukan LKP selama ini adalah menerapkan usaha yang ramah lingkungan serta prinsip dan standar pengelolaan bisnis secara berkelanjutan. Salah satu upaya LKP untuk memperhatikan lingkungan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik.
Langkah itu misalnya mulai mengganti tas belanja. Jika sebelumnya berbahan plastik, menjadi bahan kertas sejak 2020. Meskipun saat itu LKP sudah menggunakan yang biodegradable yang dapat terurai. ”Ada produk almond tart yang malah sudah dikemas secara personal dan menggunakan bahan kertas,” tutup Rizka.
Di hadapan 150 RW yang hadir dalam acara Surabaya Smart City itu, Rizka menyinggung tentang peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan dengan fokus dan gigih saat memulai membangun usaha. --
Arahan Riza itu sesuai misi Surabaya Smart City 2022 yang diadakan untuk mengapresiasi masyarakat Surabaya yang turut membangun Surabaya baik dari segi lingkungan, ekonomi, dan sistem yang terintegrasi sehingga menjadi Surabaya Smart City yang sebenarnya.
Nah terkait singgungan Rizka tentang bisnis yang berbasis lingkungan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengungkap hal senada.
Ia mengimbau para peserta Surabaya Smart City 2022 bisa berinovasi pada peningkatan potensi ekonomi berbasis lingkungan. ”Kalau sudah ada bisa dibesarkan atau dikembangkan berbasis dengan lingkungan. Jangan berbisnis jika tidak memperhatikan lingkungan,” tegasnya. (Heti Palestina Yunani)