Di depan mata, Prabowo bakal menjadi lawan Anies di pilpres mendatang. Prabowo sudah resmi jadi calon partainya sendiri. Anies sudah diumumkan sebagai calon resmi Nasdem. Baru mereka berdua yang resmi dicalonkan parpol yang punya kursi di DPR.
Geser ke Ganjar, gubernur Jateng itu mengaku punya utang budi ke Puan Maharani. Kemenangan Ganjar di Pilgub Jateng 2013 tidak lepas dari upaya Puan sebagai komandan lapangan. Apakah Ganjar akan maju capres lewat partai lain bila tak mendapat tiket dari partainya? Waktu yang akan menentukan.
Megawati dan Prabowo juga punya cerita soal utang budi dan perjanjian politik. Intinya, setelah sepakat berduet saat Pilpres 2009, diikuti kesepakatan pada pilpres berikutnya: PDIP akan mendukung Prabowo sebagai capres. Kesepakatan itu dikenal sebagai Perjanjian Batu Tulis, tempat mereka bertemu untuk membahasnya.
Menjelang Pilpres 2014, masalah itu ramai di media. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusuma, menagih utang politik tersebut. Sebab, Prabowo maju capres, tapi PDIP mengusung Jokowi. Itu tidak sesuai kesepakatan Batu Tulis.
Hasto Kristiyanto yang saat itu menjabat wakil sekjen menjelaskan, perjanjian tersebut otomatis berakhir setelah pasangan Mega-Prabowo kalah dalam pilpres.
Sebenarnya, perjanjian politik Batu Tulis 13 tahun lalu bisa saja diwujudkan saat ini. Caranya, menduetkan Prabowo dan Puan. Otomatis PDIP dan Gerindra berkoalisi dan utang politik kedua pihak pun impas.
Tapi, utang dan balas jasa dalam politik tampaknya bukan hal mudah untuk direalisasikan para politikus. Dinamika dan perkembangan peta politik ternyata lebih menentukan.
Utang politik lebih cepat dilupakan, tapi peluang politik lebih mudah diingatkan. Itulah sebabnya begitu populer istilah ”tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik”. (*)