Rudolf-Icha dipastikan tidak ada affair. Tidak ada hubungan asmara di antara mereka. Di apartemen itu, terbukti mereka tidak berhubungan seks.
Dijelaskan, ada empat orang dalam kelompok pertemanan. Rudolf, Icha, serta dua pria, inisial H dan S. Rudolf benci kepada semuanya. Mereka dijadikan target bunuh.
Kombes Hengki: ”Target bunuh utama adalah H. Ternyata H sulit dihubungi pelaku. Lalu, pelaku menghubungi adik H. Tapi, adik H tidak mau ketemu pelaku. Karena H sedang berada di Bali untuk waktu lama.”
Rudolf beralih ke target nomor dua: S. Ternyata juga kesulitan. S berada di Semarang, Jateng, juga untuk waktu lama. Rudolf tidak memburu S karena tidak tahu lokasinya di Semarang.
Target terakhir: Icha.
Hengki: ”Seandainya tersangka tidak segera kami tangkap, bisa jadi pembunuhan berantai. Tapi, semua masih kami selidiki.”
Hengki membenarkan, berdasar pemeriksaan, Rudolf meringis ke arah kamera CCTV karena mengaku puas sudah membunuh target. ”Tersangka mengatakan, ia tersenyum ke CCTV karena mengaku happy.”
Happy Face Killer adalah film televisi Kanada-Amerika Serikat 2014, berbasis kisah nyata. Tayang perdana 1 Maret 2014 di jaringan Lifetime. Rating sangat tinggi. Penonton meledak.
Mengisahkan pembunuh yang selalu tersenyum. Sangat terkenal di Amerika Serikat (AS): Keith Hunter Jesperson. Kelahiran Chilliwack, Kanada, 6 April 1955. Kini menghuni Penjara Negara Bagian Oregon, AS. Hukuman seumur hidup, tanpa pembebasan bersyarat.
Denise Grollmus dalam bukunya, Happy Face Killer, Keith Hunter Jesperson Racks Up More Victims (2011), menyebutkan, setelah ditangkap polisi, Jesperson mengakui sudah membunuh 185 orang. Di rentang waktu: 21 Januari 1990 sampai 16 Maret 1995
Tapi, setelah melalui proses investigasi polisi yang panjang, Jesperson terbukti membunuh delapan orang. Semuanya wanita. Di rentang waktu tersebut.
Para korban yang dibunuh tinggal di Washington, Oregon, California, Florida, Nebraska, dan Wyoming.
Sampai di sini bisa disimpulkan, ”pembunuh meringis” Keith Hunter Jesperson kelewat narsis. Umumnya, pembunuh tidak mengakui kejahatannya. Jesperson malah menyebut jumlah korban: Sungguh terlalu.
Mirip Rudolf. Ia ditangkap polisi dengan dugaan membunuh Icha. Fakta, ditangkap. Tapi, secara sukarela, ia mengaku akan membunuh dua orang lainnya.
Denise Grollmus dalam bukunya mengungkap, siapa dan mengapa Jesperson bisa begitu jahat. Ia melakukan serangkaian investigasi, termasuk ke ortu Jesperson.
Jesperson tinggi besar. Tinggi 6 kaki 8 inci (2,02 meter). Terakhir, sebelum ditangkap polisi dan ditahan, 30 Maret 1995, ia berbobot 126 kilogram. Untuk ukuran petinju kelas berat dunia pun, ia tergolong besar.