SURABAYA, HARIAN DISWAY- UNIVERSITAS Airlangga menjadi tuan rumah Forum Rektor Indonesia 2022. Acara berlangsung dua hari pada 29-30 Oktober di Airlangga Convention Center. Pada hari terakhir, terlihat puluhan vial InaVac dipamerkan di stan depan.
Namun, vaksin yang dulu dinamai Merah Putih itu belum diproduksi massal. Saat ini masih dalam proses penuntasan uji klinis fase 3. ”Kita menunggu izin dari BPOM. Doakan agar segera bulan ini,” ujar Rektor Unair Prof Mohammad Nasih kepada awak media.
Pengerjaan InaVac itu rupanya lebih lambat. Yakni, jika dibandingkan vaksin buatan dalam negeri lainnya, IndoVac, yang sudah diluncurkan pada 13 Oktober. Yang jelas, kata Nasih, seluruh tahapan InaVac sudah dilaksanakan.
”Ya, uji klinis belum tuntas. Masih tahap akhir,” jelas peneliti utama InaVac dr Dominicus Husada saat dihubungi pada Senin, 31 Oktober 2022. Suntikan kedua sudah diberikan kepada seluruh partisipan fase 1 hingga 3. Laporan pun sudah disetorkan ke BPOM.
Kini tim peneliti utama InaVac masih menunggu hasil evaluasi BPOM. Menurut Dominic, izin penggunaan darurat (EUA) tidak perlu menunggu uji klinis tuntas. Berbeda dengan izin penuh dan lengkap.
Aturan tersebut seragam di negara mana pun. Ia memastikan seluruh fase uji klinis bakal tuntas tahun depan.
Sedangkan jadwal suntikan ketiga bagi seluruh partisipan belum dipastikan. BPOM meminta suntikan ketiga agar dilaksanakan serentak. Namun, tim peneliti utama tidak bisa menyanggupi.
”BPOM minta partisipan fase 3 diikutkan juga. Wah, kami gak berani karena masih lama. Jadi, ditunda dulu,” jelas Dominic. Sementara itu, partisipan fase satu yang disuntik pertama pada Februari lalu bakal segera disuntik awal tahun depan. Lalu, dilanjutkan para partisipan fase kedua dan ketiga.
Sebelumnya, Jokowi menaruh perhatian serius kepada vaksin buatan dalam negeri. Berharap vaksin lain bisa menyusul IndoVac, termasuk InaVac. Ia bahkan meminta Bio Farma memproduksi sekitar 20 juta dosis IndoVac pada tahun pertama.
Itu disanggupi Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir. Bahkan, tahun depan ditarget 40 juta dosis.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa peluncuran IndoVac adalah langkah awal. Ia akan terus berusaha menciptakan berbagai kerja sama global. Misalnya, dengan perusahaan produsen vaksin Profactor.
Yakni, untuk mengantisipasi wabah penyakit atau pandemi di masa depan. Bentuk kerja sama itu dalam lingkup penelitian dan pengembangan saja. Tentu lisensi mereknya dimiliki dan diproduksi di Indonesia. (*)