InaVac Mulai Produksi 5 Juta Dosis

InaVac Mulai Produksi 5 Juta Dosis

Vaksin InaVac disimpan di lemari pendingin agar tidak rusak. Vaksin buatan anak bangsa ini siap diproduksi massal.-Julian Romadhon-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Akhirnya InaVac yang dulu dinamakan Vaksin Merah Putih sudah bisa digunakan. Vaksin buatan dalam negeri itu baru mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Jumat, 4 November 2022. Butuh waktu sekitar delapan bulan sejak uji klinik fase 1 pada Februari lalu.

PT Biotis Farma bakal memproduksi massal pertama sejumlah 5 juta dosis. Ditargetkan tuntas pada Desember nanti. Namun, penggunaannya bisa dimulai bulan ini. "Ya, November ini sudah bisa di-launching," ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito saat konferensi pers virtual, kemarin. 


KEPALA BPOM Penny Kusumastuti Lukito saat kick off uji klinik fase 3 Vaksin Merah Putih di Aula Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya, Senin 27 Juni 2022.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Vaksin yang dulu dinamai Merah Putih ini merupakan vaksin pertama karya anak bangsa. Proses produksinya 100 persen digarap oleh anak bangsa. Dari hulu sampai hilir oleh para peneliti Universitas Airlangga.

Penny memastikan semua proses produksi telah dilakukan sesuai prosedur. Termasuk evaluasi sektor khasiat, keamanan, dan mutu vaksin. Seluruhnya sudah taat pada standar pembuatan vaksin Covid-19.

BACA JUGA:Pemerintah Singapura: Belum Ada Bukti Covid-19 Varian XBB Lebih Berbahaya

Secara umum, InaVac sebanding dengan vaksin buatan luar negeri, CoronaVac. Efek samping penggunaannya menimbulkan gejala ringan hingga sedang. Di antaranya seperti nyeri lokal pada bekas suntikan, nyeri otot, dan sakit kepala.

“Tidak ada efek kematian maupun direct address effect,” terang Penny. Pun dengan efikasi dan imunogenitas. Antibodi yang dimunculkan sanggup menetralisasi infeksi virus. Kemampuan meningkatkan respons imun antibodi relatif sebanding dengan CoronaVac.

Artinya, InaVac sudah memadai dan memenuhi semua persyaratan. Penggunaannya diizinkan untuk vaksinasi primer. Khusus usia di atas 18 tahun. Suntikan pertama dan kedua berjarak 28 hari.

Ketua Peneliti InaVac Prof Fedik Abdul Rantam menegaskan, telah dilakukan riset untuk uji coba vaksin terhadap semua varian Covid-19. Dari Alfa, Delta, Omicron hingga yang terbaru XBB. Hasilnya, InaVac punya kemampuan netralisir sangat tinggi.

"Acuan kami pada Delta karena XBB tak seganas Delta. Dari hasil tracing, reaksi netralisir InaVac sangat baik,” ungkapnya. Namun, izin InaVac untuk suntikan booster belum keluar. Masih menunggu sekitar dua pekan lagi. Saat ini izin booster tersebut masih menunggu hasil evaluasi dari BPOM. Yang jelas, para tim peneliti sudah menginput laporan interim. 

Menurut Direktur Utama PT Biotis Farma Fx Sudirman, pemerintah memang meminta lebih banyak vaksin untuk kesediaan booster. Mengingat stok vaksin sedang terbatas. Terakhir baru saja digelontorkan 5 juta dosis Pfizer.

"Dan political will pemerintah memang mengutamakan vaksin buatan dalam negeri. Karena itu, ekspektasi kami, InaVac bisa dipakai November ini,” terangnya. Sebetulnya, kapasitas produksi PT Biotis Farma cukup besar. Namun, karena alokasi anggaran mepet akhir tahun, produksi InaVac hanya dipatok 5 juta dosis hingga Desember nanti. 


Info Grafis Inavac-Annisa Salsabila-Harian Disway-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: