IndoVac Diluncurkan, InaVac Masih Fase 3

IndoVac Diluncurkan, InaVac Masih Fase 3

Presiden Jokowi bersama Menko Kemaritiman & Investasi Luhut B. Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan penyuntikan IndoVac di kantor Bio Farma. -Setpres-

BANDUNG, HARIAN DISWAY - Presiden Joko Widodo meluncurkan IndoVac di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 13 Oktober 2022. Vaksin buatan dalam negeri itu diproduksi PT Bio Farma (Persero). Jokowi berharap Bio Farma terus mempercepat kemandirian dalam hal vaksin.

”Ini menteri BUMN dan menteri kesehatan harus dorong terus Bio Farma sehingga nanti akan betul-betul menghasilkan sebuah revenue yang makin besar bagi negara,” ujarnya di acara peluncuran itu, pagi kemarin.

Jokowi menegaskan satu hal. Bahwa kehadiran vaksin IndoVac merupakan bukti buah kerja keras para peneliti muda Indonesia. Prosesnya butuh waktu 1,5 tahun. ”Sudah diam, enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac,” imbuhnya.

BACA JUGA:Uji Klinis Fase 3 Vaksin Merah Putih Butuh 1.400 Relawan Lagi

BACA JUGA:Vaksin Merah Putih Punya Daya Netral Tinggi

Jokowi pun mengapresiasi kinerja Bio Farma sebagai salah satu produsen vaksin terkemuka di dunia. Masuk urutan lima besar dunia. Bahkan kapasitas produksinya bisa mencapai tiga miliar dosis vaksin per tahun. 

Bio Farma memproduksi bermacam-macam vaksin. Mulai dari vaksin polio, difteri, meningitis, flu, campak, dan yang terakhir vaksin Covid-19: IndoVac. Produk vaksin polio itu menguasai 70 persen pangsa pasar dunia. Dan menyuplai ke banyak negara. 

Maka untuk IndoVac, presiden meminta Bio Farma memproduksi sekitar 20 juta dosis pada tahun pertama. Itu disanggupi oleh Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir. Bahkan tahun depan ditarget 40 juta dosis. ”Kalau pasar masih memerlukan bisa diproduksi hingga 120 juta dosis,” tandas Jokowi.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut bahwa peluncuran IndoVac adalah langkah awal. Ia akan terus berusaha menciptakan berbagai kerja sama global. Misalnya dengan perusahaan produsen vaksin Profactor. 

Yakni untuk mengantisipasi wabah penyakit atau pandemi di masa depan. Bentuk kerja sama itu dalam lingkup penelitian dan pengembangan saja. “Tentu lisensi mereknya punya kita dan memproduksi di kita,” jelasnya. 

Sementara itu, vaksin Merah Putih garapan para peneliti Universitas Airlangga juga baru saja mendapat nama baru: InaVac. Nama itu diberi langsung oleh Jokowi pada September lalu. 

Namun, prosesnya tak selancar IndoVac. Saat ini, InaVac dalam proses penuntasan uji klinis fase 3. Masih tahap suntikan pertama. ”Setelah itu baru lanjut suntikan kedua. Lalu evaluasi enam bulan pasca suntikan kedua dulu, baru izin pemakaiannya bisa terbit,” ujar peneliti utama InaVac dr Gatot Soegiarto. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: