Tragedi Itaewon: Korban Asing seperti Jarum dalam Jerami

Rabu 02-11-2022,07:13 WIB
Reporter : Mochammad Rafly Akbar
Editor : Doan Widhiandono

Tragedi Halloween di Itaewon meninggalkan bekas luka yang begitu dalam di hati banyak orang. Termasuk orang-orang asing yang kehilangan sosok terkasih mereka. Tantangan mereka lebih sulit. Susah minta tolong saat ada kendala bahasa.

 

ORANG-orang asing itu datang ke Korea Selatan (Korsel) dengan beragam alasan. Ada yang dinas. Ada yang menuntut ilmu. Ada juga yang murni ingin pelesiran. Karena itu, ada perbedaan bahasa dan budaya yang harus mereka terabas untuk bisa bersosialisasi dengan warga Korsel.

 

Tengok saja warga Iran yang tak bersedia menyebutkan namanya ini. Ia cuma bisa berdiri, mematung di depan altar peringatan untuk para korban yang didirikan di depan stasiun Itaewon. Kesedihannya tak terbendung. Tak tahu harus berbuat apa lagi. Teman sebangsanya meninggal dalam kerumunan.

 

“Saya tahu empat orang Iran yang meninggal. Saya kenal mereka semua,” katanya seperti dikutip oleh Korea Times .

 

“Saya cemas. Proses menemukan mereka sangat lama. Saya hanya bisa menunggu. Selama berjam-jam saya menunggu nasib teman saya. Apakah mereka masih hidup? Di mana mereka?” ucapnya ketika mengenang malam nestapa itu, Sabtu, 29 Oktober 2022.

 

Berdasar data, korban dari Iran ada lima orang. Dan hampir seluruhnya dikenal oleh lelaki tersebut.

 

Ia mengaku harus menunggu selama 10 jam untuk bisa mengenali identitas kawan-kawannya tersebut. Dan ia baru mendapat konfirmasi pada Minggu, 30 Oktober 2022, pukul 15.00 waktu setempat.

 

“Beberapa teman Korea kami ikut membantu. Mereka mencoba menemukan nama mereka dalam daftar korban. Setiap rumah sakit kami hubungi. Dan ternyata, itulah perayaan Halloween terakhir untuk kawan-kawan saya itu,’’ keluhnya.


PESAN MENYENTUH dari para pelayat di Itaewon tertempel pada anjungan khusus yang dikelilingi bunga. Presiden Korsel Yoon Suk-yeol membaca pesan itu, Selasa, 1 November 2022.-JUNG YEON-JE-AFP-

 

Kisah lain dituturkan oleh Maram Ben Hamouda, mahasiswa Universitas Hanyang yang berkebangsaan Prancis. Ia juga diwawancarai saat tengah termenung di depan altar. Hamouda cukup beruntung. Ia selamat. Kawannya tewas.

 

Hamouda sempat membuat unggahan tentang orang hilang di media sosial. Berharap ada orang yang melihat posting -an tersebut. Atau justru dilihat langsung oleh sang kawan yang sedang lenyap tersebut. Tetapi, tak ada konfirmasi.

 

Kabar duka itu justru didapatkan dari profesor yang mengajarnya esok paginya. Kabar itu disampaikan sang dosen sembari menangis tersedu-sedu.

 

“Teman-temanku sangat senang belajar di Korea. Itu impian mereka. Mereka suka K-pop dan K-drama. Sudah lama kami berteman sejak kami ada di Korea,” kata Hamouda.

 

Karena banyaknya orang asing yang terlibat di dalam insiden Itaewon tersebut, pemerintah Korsel tanggap. Mereka menyediakan pusat layanan multibahasa. Mulai Inggris, Tiongkok, Jepang, atau Vietnam. Semua bisa menghubungi nomor 120 Dasal Call Center.

 

Hingga Senin, 31 Oktober 2022, 153 dari 156 korban tewas telah berhasil diidentifikasi. Di antara itu ada 20 warga asing. Identifikasi memang lambat. Mengklasifikasi asal mereka tidak mudah. Ada yang identitasnya hilang di kerumunan. Terlebih, sebagian korban memang mengenakan kostum yang membuat mereka tidak langsung dikenali.

 

Sebelumnya, kepolisian mengumumkan bahwa ada 26 warga asing yang tewas. Tetapi, pusat penanggulangan bencana dan keselamatan Korsel mengklarifikasi. Selisih enam orang itu rupanya salah identifikasi. Orang Korsel yang disangka warga asing.

 

Kini, yang dilakukan pemerintah Korsel adalah mengupayakan yang terbaik. Mereka terus berkoordinasi dengan kedutaan asing di negerinya. Mereka terus berupaya agar bisa mendatangkan keluarga korban untuk mengantarkan kepergian para korban ke alam keabadian.

 

Gayung bersambut. Kedutaan Besar AS di Seoul memberikan bantuan moral kepada para korban dan keluarga. Demikian pula para diplomat dari Prancis dan Inggris. Mereka terus memantau situasi sembari mengupayakan bisa mengirim keluarga korban ke Korea.


PERNIK-PERNIK HALLOWEEN yang dikumpulkan kepolisian Seoul dari lokasi tragedi di Itaewon, Selasa, 1 November 2022.-Anthony WALLACE-AFP-

Ucapan belangsungkawa juga terus mengalir. Media sosial di Korea seketika menjadi ajang mengirimkan simpati. Contohnya yang diunggah Keith Yi, orang Korea-Amerika yang tinggal di Seoul, sekaligus profesor di sekolah pascasarjana Universitas Inha.

 

Ia mengunggah foto dua korban dari Amerika plus bunga putih. Tanda belasungkawa. Yi tidak mengenal langsung para korban. Tetapi, ia merasa ada ikatan. Sama-sama keturunan Amerika.

 

“Itaewon adalah tempat yang sangat istimewa. Tempat kosmopolitan nan multicultural. Orang asing merasa nyaman berada di situ. Saya sedih banget melihat tragedi ini,’’ kata Yi. (Mochammad Rafly Akbar)

Kategori :