SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ya, banderol sejumlah bahan bakar minyak (BBM) memang naik-turun. Artinya, ada yang naik dan ada pula yang turun. Bukan naik-turun yang bermakna fluktuatif tiada tentu.
Tarif yang disesuaikan itu hanya untuk BBM non-subsidi. Yakni, Pertamax Turbo, PertaDex, dan Dexlite (lihat grafis) . Perubahan harga itu menyesuaikan Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus terbaru. Ini adalah patokan penilaian harga komoditas minyak di kawasan Asia yang ditentukan oleh Platt, perusahaan di Singapura. Berdasarkan MOPS, bahan baku BBM untuk diesel periode 25 September-24 Oktober adalah USD 130 per barel. Cukup tinggi. Sebab, permintaan banyak. Tapi bahan baku terbatas. Bahan bakar diesel memang sangat dibutuhkan di Eropa. Sehingga, memengaruhi harga MOPS kerosene. “Pertamina Patra Niaga terus melakukan evaluasi dan penyesuaian harga. Untuk BBM non-subsidi ditinjau secara berkala setiap bulan," kata Section Head Comrel MOR V Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Arya Takur kepada Harian Disway , Rabu 2 November 2022.Ilustrasi: Nunung Mujiantoro-Harian Disway-- Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial dan Trading PT Pertamina (Persero), pun mengubah harga jual jenis bahan bakar umum (JBU) sejak 1 November 2022. Harga tersebut berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen. Misalnya DKI Jakarta dan Jatim. PBBKB di provinsi itu mencapai 10 persen. Menurut Arya, seluruh harga baru itu sudah ditetapkan dalam Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi. ’’Pertamina terus berkomitmen menyediakan produk berkualitas terjamin dan harga kompetitif di seluruh wilayah Indonesia,’’ ucapnya.
Pada awal bulan, Pertamina juga merilis bahan bakar yang disalurkan ke Jatim. Yakni, Pertalite sebanyak 11.527 kiloliter (KL), Pertamax sebanyak 1.783 KL, solar sebanyak 9.003 KL, Dexlite sebanyak 123 KL, dan Dex mencapai 111 KL. (Michael Fredy Yacob)