SURABAYA, Harian Disway - Sejak audisi, hingga proses seleksi dari semifinal menuju final, Koko Renhard Sidik dan Cici Felicia Jocelyn cukup menonjol. Mereka aktif, dan punya kepercayaan diri yang tinggi. Maklum, keduanya memang memiliki banyak talenta. Sebelum mengikuti pemilihan Koci Jatim 2022, mereka sudah punya prestasi di bidang lain.
Renhard, misalnya, adalah atlet wushu. Salah satu prestasi tertingginya adalah merebut medali emas Kejurnas Piala Presiden 2019. Tepatnya dari jurus tangan kosong. Waktu itu, usianya baru 17 tahun. Berkat prestasi itu, ia terpilih menjadi satu dari 14 atlet yang dikirim mengikuti Kejuaraan Asia di Brunei Darussalam.
RENHARD SIDIK (tengah) ketika meraih medali emas Kejurnas Wushu Piala Presiden 2019 di Bangka Belitung. -Dokumen Pribadi-
Wushu memiliki peran besar dalam membentuk karakter Renhard sampai sekarang. Ia awalnya jatuh cinta pada wushu lantaran hobi menonton film kungfu Mandarin. Yang dibintangi Jet Li dan Jackie Chan. Terkagum-kagum, ia ingin bisa melakukan bela diri seperti mereka. Namun, setelah lama mengikuti wushu, Renhard menemukan beragam nilai positif. Salah satunya, kedisiplinan.
Ia merasakan, setelah mengikuti wushu, tak ada istilah ngaret. Datang tepat waktu ketika latihan. Tanpa sadar, hal itu dibawanya dalam keseharian. ’’Saya selalu on time. Tak pernah datang terlambat. Kalau pun ada halangan yang benar-benar urgent, saya selalu bilang dulu sebelumnya,’’ tutur pria 20 tahun itu.
Berlatih wushu juga sukses membentuk jiwa leadership-nya. Terutama ketika ia berperan sebagai senior yang mendapat amanah untuk membimbing adik-adiknya. ’’Tradisi wushu seperti itu. Dalam hal apa pun. Termasuk mendampingi di sasana latihan, maupun ketika perlombaan,’’ jelasnya.
Wushu juga memiliki tradisi untuk menghormati mereka yang lebih tua. Baik itu pelatih, senior, maupun orang tua. Jika berpapasan dengan mereka, atlet harus memberi salam atau menunduk. ’’Intinya, ada tata krama yang membentuk kepribadian saya,’’ papar mahasiswa Universitas Widya Mandala jurusan Digital Business Management itu.
Kini, Renhard sangat menikmati berkompetisi di Koci Jatim 2022. Ia mengaku masih banyak hal yang harus dipelajari. "Saya belum lancar berbahasa Mandarin, saya ingin memelajari budaya Tionghoa lebih banyak. Dan sejauh ini, saya senang mengikuti seluruh proses pemilihan. Banyak manfaatnya bagi saya,’’ ungkapnya.
Dari pembekalan-pembekalan yang diterima, Renhard banyak mendapat wawasan serta pengetahuan. Semangatnya memenangkan Koci Jatim 2022 makin tinggi. Menjadi duta budaya Tionghoa, duta pariwisata Jawa Timur, dan duta sosial.
’’Saya ingin memopulerkan budaya Tionghoa sebagai bagian dari pembentuk budaya nasional. Kita masih merasa jauh atau asing dengan budaya Tionghoa, padahal beberapa hasil atau akulturasi budayanya masih kita rasakan sampai saat ini,’’ paparnya.
ANGGUN, Felicia Jocelyn sudah berpengalaman mengikuti ajang pageantry sejak berusia 15 tahun. Dia juga menjadi influencer. -Dokumen Pribadi-
Sementara itu, Cici Felicia Jocelyn punya latar belakang sebagai juara harapan 1 Guk Yuk Jombang. Tepatnya pada 2018. Saat itu usia dia baru 15 tahun. Meski sudah berpengalaman mengikuti ajang pageantry, saat kali pertama mengikuti seleksi, Felicia nervous. Dia merasa, para pesaingnya keren-keren. Terutama pada sesi unjuk bakat.
’’Saya terus belajar dan berlatih saja. Dan setelah kenal, mereka ternyata bersahabat banget,’’ tutur perempuan 18 tahun itu.
Selain sibuk kuliah, Felicia adalah influencer yang berkecimpung di bidang fashion dan make up. Dalam unggahan-unggahannya, dia kerap membagikan kiat-kiat memakai busana dan riasan. Salah satunya, kiat make up di ruangan terbuka. ’’Jadi kalau di luar ruangan, memakai make up simpel aja. Pake eyeliner, blush on, lipstik, tetep. Tapi jangan terlalu berlebihan,’’ saran Felicia.
Felicia mengikuti ajang pemilihan Koci Jatim 2022 karena ingin melestarikan dan memopulerkan budaya Tionghoa. Keluarga dia di Jombang pun sampai kini masih memegang teguh tradisi. Merayakan Festival Kue Bulan, ceng beng, dan sebagainya.
Saat ini, Felicia juga aktif menjadi pengajar piano. Beberapa unggahannya menampilkan dia sedang menunjukkan kebolehannya bermain alat musik tersebut. ’’Semoga dengan ikut Koci ini saya bisa berkontribusi terhadap budaya Tionghoa, serta budaya dan pariwisata Jawa Timur,’’ pungkas sulung dua bersaudara itu. (*)