KOMISARIS Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) masih ingat betul apa yang dipesankan papanya, "Orang miskin tidak boleh melawan orang kaya. Orang kaya tidak boleh melawan orang berkuasa."
Mirip dengan yang diajarkan petuah Tiongkok klasik, "光棍不斗势力" (guāng gùn bú dòu shì lì): yang tidak punya apa-apa jangan menentang yang punya kuasa.
Bayangkan kalau yang berkuasa adalah orang kaya, makin mustahil dilawan jadinya.
Namun demikian, bukan berarti tujuan menjadi penguasa adalah agar tidak ada lawan. Apalagi agar kaya raya. Melainkan supaya bisa lebih mudah untuk berbuat baik kepada sebanyak mungkin orang.
Makanya, saat memberikan sambutan di acara Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera pada 5 November lalu, BTP mengisahkan ayahnya yang menasihatinya untuk berjuang menjadi pejabat. Dengan harapan, setelahnya bisa mengusahakan kemanfaatan bagi masyarakat luas.
Intinya, seperti ditanyakan dan dijawab sendiri oleh Liu Zongyuan 柳宗元 (773-819), sastrawan-cum-politisi era dinasti Tang, "Apa tugas pejabat? Tugas pejabat ialah menjadi budak rakyat, bukan memperbudak rakyat" (凡吏于土者, 若知其职乎? 盖民之役, 非以役民而已也). (*)