Kalau membaca tulisan Novi Basuki sepekan terakhir, rasanya ribet sekali masuk ke Tiongkok. Hidung dicolok berkali-kali. Karantina sampai 10 hari. Banyak orang marah-marah gara-gara kebijakan Zero Covid-19 yang super ketat itu. Kami yang masuk ke Taiwan jadi tidak enak hati. Taiwan, Los Dol!!!
-- “Kapok saya ke Tiongkok kalau pemerintah mereka masih menerapkan kebijakan zero-Covid,” tulis Novi Basuki di Catatan Perjalanan ke Tiongkok saat Pandemi seri pertama. Judul seri itu: PCR Taipan, terbit 14 November 2022.
NOVI BASUKI (kanan) bersama rombongan dari Indonesia saat mendarat di Tiongkok.-Novi Basuki- Itu kalimat pertama. Di paragraf pertama. Selebihnya Novi menceritakan ke-njelimet-an tes PCR yang hanya boleh dilakukan di tempat yang ditunjuk maskapai di Jakarta. Sekali tes Rp 3,6 juta. Kalau positif terus, dompet bisa tekor. Tulisan Novi terbit pukul 07.15 pagi waktu Taiwan di harian.disway.id. Zona waktunya sama dengan Waktu Indonesia Tengah (WITA). Inilah sarapan pertama saya di Taiwan: Berita Novi. Semalam sebelumnya, saya tiba di Bandara Internasional Taoyuan, di Taipei. Sampai hotel pukul 23.00. Perwakilan Ministry of Foreign Affair (MOFA) Taiwan yang menjemput ke bandara meminta saya langsung tidur. Semua peserta harus siap sebelum pukul 08.00. Artinya sarapan harus jam 07.00 biar tidak ditinggal bus. BACA BESOK: Kunjungan 31 Jurnalis Lintas Benua di Taiwan: Lebih Takut Topan dan Gempa ketimbang Perang (1) Sebenarnya ada satgas Covid-19 yang berjaga di bandara Taoyuan. Pakai pakaian serba hitam. Tidak pakai APD. Rombongan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di depan saya sempat mengira kami bakal dites sebelum masuk ke loket pengecekan paspor dan visa. “Take it. Do it yourself (Ambil lah. Lakukan sendiri,Red),” ujar petugas sambil memberikan sekotak alat swab antigen mandiri berwarna biru tua. Kami juga diberi selembar kertas kuning dengan tulisan 7 bahasa. Termasuk bahasa Indonesia. Ada barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui tutorial swab mandiri itu. Sesampainya di hotel, saya langsung membuka kotak tersebut. Sudah ada kertas tutorial di dalamnya. Tidak peru scan barcode.
SWAB MANDIRI untuk setiap orang yang datang dari luar negeri. Pemerintah Taiwan memberikannya secara gratis di pintu masuk Bandara Internasional Taoyuan.-Salman Muhiddin/Harian Disway- Saya cek di market place. Harganya Rp 30 ribu per set. Kami dapat 4 set gratis. Tes dilakukan sejak hari pertama tiba di Taiwan. Atau jika muncul gejala demam, batuk atau pilek. Makanya dapat lebih dari 1 set. Bagaimana jika hasilnya positif? Pendatang diminta kesadarannya melapor ke pihak berwajib: Taiwan Centers for Disease Control (CDC). Atau tinggal melapor ke pihak hotel. Nanti akan diantar ke tempat karantina. Sejak pembuatan visa di Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Surabaya saya sudah diberitahu bahwa syarat masuk ke Taiwan sangat mudah. Tak perlu menunjukkan hasil tes negatif PCR. Bahkan tak ada syarat vaksin. Syarat vaksin baru diminta oleh petugas Bandara Taoyuan ketika saya pulang. Katanya, Pemerintah Indonesia yang mempersyaratkan itu. Jadi saya tunjukkan vaksin ketiga dari aplikasi peduli Lindungi. Tertulis first booster (booster pertama). Dia mengembalikan HP saya. Katanya, dia minta bukti vaksin ketiga. Lho, ya itu vaksin ketiga. “In Indonesia, the third vaccine is called first booster (Di Indonesia, vaksin ketiga disebut booster pertama,Red),” kata saya sambil menunjukkan bukti vaksin pertama dan kedua di aplikasi PeduliLindungi. “Ah, yes, yes, yes. I understand,” kata petugas lalu memproses boarding pass saya. Situasi pandemi di Taiwan nyaris mirip dengan Indonesia. Sudah banyak orang yang melepas masker. Termasuk anak-anak yang mengunjungi kawasan industri King Car Group di Kabupaten Yilan.
JURNALIS ITALIA Marinellys Tremamunno berfoto dengan anak-anak yang memakai baju adat Taiwan di King Karavan Distillery di Kabupaten Yilan Taiwan 18 November 2022. Protokol kesehatan lebih longgar karena kasus Covid-19 turun drastis.-Salman Muhiddin/Harian Disway- Delegasi media lintas benua bergantian berfoto bersama mereka. Anak-anak itu memakai baju adat Taiwan. Lebih banyak yang melepas masker ketimbang yang pakai. Saya cek total kasus Covid-19 di Taiwan hari itu: Selama pandemi sudah ada 8.174.903 jiwa sudah terkonfirmasi Covid-19. Nilainya sepertiga dari total penduduk Taiwan yang nyaris 24 jiwa. Penduduk Tiongkok 1,412 miliar. Yang terkena Covid-19 baru 1,29 juta. Boleh dibilang Tiongkok adalah negara paling aman dari pandemi. Namun, kebijakan itu harus dibayar mahal oleh pemerintah dan masyarakat mereka. Termasuk para pendatang. Kalau tidak percaya, tanyakan sendiri ke Novi Basuki. (Salman Muhiddin) Kunjungan Pertama: Menteri Lingkungan Hidup, BACA BESOK!