Komunitas Disabilitas Berkarya dan ACI Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2022

Senin 05-12-2022,09:00 WIB
Reporter : Yusuf Dwi
Editor : Doan Widhiandono

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Keceriaan anak-anak penyandang disabilitas tak terelakkan di gedung pertemuan UPTD Kampung Anak Negeri, Kalijudan, Surabaya. Itu tak terlepas dari peran para relawan yang datang untuk menghibur mereka kemarin pagi. Minggu, 4 Desember 2022.

Dengan mengenakan polo seragam warna biru, anak-anak itu begitu antusias saat bermain permainan tradisional. Mereka juga dikenalkan alat dapur hingga belajar tali temali untuk melatih saraf motorik halus dan motorik kasar.

Acara tersebut digelar oleh komunitas Disabilitas Berkarya untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional 2022. Komunitas yang berdiri lima tahun lalu itu mengangkat tema setara di ruang yang sama.

“Gitu aja anak-anak lepas banget tertawanya. Artinya, mereka ini juga layak hidup seperti kita,” kata ketua pelaksana Eko Doto Nugroho.

Acara tersebut juga bekerja sama dengan Aksi Cinta Indonesia (ACI). Kelompok ini berisi anak-anak yang punya bakat musik dan bernyanyi. Personelnya dari berbagai daerah. Kemarin, anak-anak itu unjuk kebolehan dan mengenalkan alat musik.

Selain ACI, komunitas yang juga ikut menyebar kebahagiaan itu adalah BRABO. Sebanyak 70 anak disabilitas diajari tali-temali paracord. Mereka begitu fokus saat diajari membuat gelang dari tali serbaguna itu. 

Hal itu bertujuan untuk melatih kemampuan motorik mereka. “Itu kan ada pola-polanya ya, mereka juga sangat terampil dan bisa. Kita bakal latih terus untuk tumbuh kembang ingatannya,” ucap Eko.

Sejak pertama kali dicetuskan 30 tahun lalu oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Peringatan Hari Disabilitas Internasional bertujuan mengajak untuk lebih peduli pada mereka yang hidup dengan disabilitas.

Alumnus Universitas dr Soetomo itu berharap ada dukungan dari semua pihak untuk saling berperan memberikan ruang dan akses kesetaraan bagi penyandang disabilitas. 

Sebab, pemerintah juga telah memberi program disability priority. Mulai infrastruktur hingga aturan kerja bagi disabilitas. Program ini berpayung hukum. 

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Komunitas Kampoeng Dolanan Mustofa Sam. Tahun ini itu bekerja sama dengan Komunitas Disabilitas Berkarya. Baginya, permainan sebagai bahasa universal yang bisa dilakukan bagi siapa saja. Termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

“Sekali saya contohkan mereka langsung mempraktekkannya. Permainan tradisional juga fleksibel, ini bisa jadi media untuk mereka belajar dan berinteraksi karena ada kesepakatan bersama di situ,” kata Mustofa. (Yusuf Dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait