DOHA, HARIAN DISWAY - Brasil mementaskan masterclass sepak bola saat mereka mengalahkan Korea Selatan 4-1 dalam pertandingan babak 16 besar Piala Dunia. Selesao –sebutan timnas Brasil– bak membawa kembali ingatan para penggemarnya yang menunggu "kesombongan" di lapangan hijau.
Brasil pernah mendominasi pesepakbolaan dunia. Namun prestasi mereka kian menurun di empat Piala Dunia sebelumnya. Eropa mendominasi juara dunia sejak 2006-2018: Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis Skor kemenangan kampiun dunia lima kali atas Korsel itu dicetak oleh Vinicius Jr, Richarlison, Neymar, dan Lucas Paqueta. Sementara gol semata wayang Prajurit Taegeuk diciptakan lewat tendangan keras dari luar kotak penalti oleh Jung Woo-young. Brasil menari di atas kepala siapapun yang mencoba membungkam hak mereka untuk mengekspresikan diri. Mereka memperkenalkan kembali Joga Bonito. Lambang ekspresif, kreatif, dan kegembiraan dalam sepak bola. Kembali dari cedera engkel, Neymar adalah pemimpin tim di departemen penyerangan yang dibentuk oleh Pelatih Kepala Tite. Juru latih 61 tahun itu mulai meninggalkan sepak bola konservatif untuk memungkinkan generasi baru berkembang. Beberapa sorotan pra turnamen tertuju padanya. Dia dikritik karena membawa sembilan pemain depan ke Qatar, dan membuat pemerhati sepakbola mengernyitkan dahi ketika Tite menurunkan kuintet pemain berkarakter menyerang macam Paqueta, Neymar, Vinicius Jr, Raphinha dan Richarlison. Keberaniannya terbayar, dengan timnya bermain dengan cara yang mengingatkan pada tim Brasil tahun 1970 dan 1982 yang merebut hati penggemar sepak bola di seluruh dunia. Brasil mengalirkan bola dengan indah. Dengan banyak kombinasi operan satu sentuhan yang menyudutkan Korea Selatan yang seakan kelimpungan untuk menahan serangan Selesao. Beruntung Korsel punya penjaga gawang Kim Seung-gyu, kalau tidak, Brasil bisa menyarangkan dobel digit gol ke jala mereka. Sementara, Vinicius terus berevolusi sebagai calon superstar baru Brasil. Ia semakin matang, semakin dewasa, dan tumbuh dalam kepercayaan diri di setiap pertandingan dan membantu Neymar membawa harapan untuk mengangkat trofi Jules Rimet untuk kali keenam. Pemain sayap berusia 22 tahun itu sudah menjadi mimpi buruk bagi pertahanan tim-tim yang sudah bertemu Selesao. Kemampuan sprint dan dribblingnya seakan disematkan jet di tumitnya. Ia mulai mengembangkan insting mencetak golnya ketika menjadi pencetak gol pembuka di laga melawan Korsel. (Yuma Ivanda)Kembalinya Joga Bonito Brasil yang Telah Lama Hilang
Selasa 06-12-2022,14:54 WIB
Reporter : Yuma Ivanda
Editor : Salman Muhiddin
Kategori :
Terkait
Jumat 06-06-2025,18:00 WIB
Update Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Conmebol
Selasa 13-05-2025,11:00 WIB
Carlo Ancelotti Resmi Diumumkan Jadi Pelatih Brasil, Bisakah Selamatkan Selecao?
Minggu 27-04-2025,19:40 WIB
Israel Serang Warga Sipil Gaza Hari Minggu, Total Korban Tewas Lebih dari 50 Ribu Orang
Senin 14-04-2025,10:28 WIB
Prabowo Tiba di Yordania, Dikawal Jet Tempur dan Disupiri Langsung Raja Abdullah II Menuju Hotel
Terpopuler
Sabtu 07-06-2025,21:00 WIB
Franco Mastantuono Tampil Lawan Chile, Jadi Pemain Termuda di Timnas Argentina Abad Ini
Sabtu 07-06-2025,23:17 WIB
5 Game Paling Mencuri Perhatian di Summer Game Fest 2025
Minggu 08-06-2025,06:17 WIB
Rating Pemain Belanda Pasca Tekuk Finlandia 2-0, Memphis Depay Gacor!
Sabtu 07-06-2025,19:30 WIB
Maverick Vinales Ungkap Rahasia Tampil Kencang di Aragon: Pakai Throttle Kabel!
Sabtu 07-06-2025,20:48 WIB
Liverpool Pantang Menyerah Datangkan Florian Wirtz, The Reds Layangkan Tawaran Ketiga!
Terkini
Minggu 08-06-2025,12:22 WIB
Marvel Tokon: Fighting Soul, Kombinasi Epik Superhero Rasa Anime
Minggu 08-06-2025,12:02 WIB
DPR Kritik Layanan Haji Sarat Masalah, Puji Kesabaran Jamaah
Minggu 08-06-2025,11:54 WIB
AC Milan Ingin Satukan Luka Modric dan Dani Ceballos di San Siro
Minggu 08-06-2025,11:14 WIB
Pelestarian Seni Budaya Melalui Pelindungan Kekayaan Intelektual
Minggu 08-06-2025,10:47 WIB