DOHA, HARIAN DISWAY - Mario Ferri, pitch invader bikin heboh Piala Dunia Qatar 2022. Ia berlari ke lapangan dalam pertandingan Portugal vs Uruguay sambil memegang bendera pelangi. Mario mengatakan kepada Reuters bahwa presiden FIFA Gianni Infantino sudah turun tangan untuk memastikan ia dibebaskan oleh otoritas Qatar.
Ia masuk ke lapangan dengan mengenakan kaus biru dengan tulisan "Save Ukraine" di bagian depan dan "Respect For Iranian Women" di bagian belakang. Mario dihadang petugas keamanan dan dibawa pergi. Sebelumnya, ia melompati pembatas lapangan, mengecoh steward, dan berhasil masuk ke rumput hijau. Sambil terus berlari, dia memegang bendera pelangi dengan pesan "Damai", yang ditulis dalam Bahasa Italia, asal negaranya.Aksi Mario Ferri saat menginvasi lapangan sambil membawa bendera pelangi--Reuters Pria berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa menurutnya Infantino –yang lahir di Swiss dan punya darah Italia– ingin menghindari konflik diplomatik atau liputan negatif media. Alhasil, pria nomor satu di federasi sepakbola dunia itu langsung turun tangan untuk membebaskan Mario. Mario mengatakan bahwa dirinya sempat ditahan sekitar setengah jam sebelum presiden FIFA itu tiba-tiba muncul. "Setelah saya memberikan dokumen pribadi saya ke polisi, saya menunggu dan dalam 30 menit, Gianni Infantino, presiden FIFA, datang membantu saya," jelasnya. Menurut keterangan Ferri, Infantino mengenalinya dari invasi lapangan sebelumnya. Total ia telah membuat total 11, termasuk di Piala Dunia 2010 dan 2014. "Dia bertanya kepada saya, 'Mengapa? Qatar sangat berbahaya bagi Anda, tetapi saya memiliki rencana untuk membantu Anda'. Dia pergi untuk berbicara dengan orang-orang penting dari kepolisian Qatar, dan dalam 30 menit saya bebas. Saya bebas. Bebas, keluar dari stadion," katanya girang. Mario mengungkapkan bahwa ia telah menghabiskan satu bulan sebagai sukarelawan di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada bulan Maret tahun ini, dan itu berdampak besar padanya. "Saya ingat semuanya, saya ingat anak-anak melarikan diri dari rumah mereka, para wanita dan orang tua yang tidak memiliki rumah, makanan atau air. Sangat penting bagi saya untuk menghentikan perang," katanya. Kini Mario telah meninggalkan Qatar. Namun, dirinya akan tetap berkomitmen untuk melanjutkan protesnya. "Saya selamanya berusaha berjuang untuk dunia, saya tidak menginginkan perang di dunia. Saya ingin perdamaian di dunia," ujarnya. (*)