SURABAYA, HARIAN DISWAY- FAKULTAS Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya ikut andil dalam penanganan korban gempa di Cianjur. Enam dokter muda diterjunkan untuk melayani masalah kesehatan di pengungsian sejak 4 Desember 2022.
Dekan Fakultas Kedokteran UM Surabaya Jusuf Wibisono mengungkapkan, pentingnya penanganan kesehatan korban bencana sejak fase tanggap darurat hingga fase rehabilitasi dan rekonstruksi. Upaya tersebut harus dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen.
”Penanganan masalah kesehatan korban bencana harus menjadi perhatian utama. Kami menerjunkan dokter muda sebagai respons masalah kesehatan yang muncul di lokasi pengungsian,” ujarnya.
Para dokter muda itu diterjunkan bersama dengan RS Muhammadiyah yang dinaungi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Di sana mereka menemukan berbagai masalah kesehatan yang dialami pengungsi. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit menular yang sering ditemui.
”Sebanyak 50 persen penyakit ISPA ditemukan. Data ini akan menjadi bekal untuk melakukan follow up pengobatan dan pencegahan. Untuk penyakit tidak menular yang paling sering ditemui hipertensi. Itu sebesar 19 persen,” ungkap Muhammad Ramzi, salah seorang dokter muda.
Mereka disebar di lima lokasi yang berbeda. Yakni, Ciherang Atas, Ciherang Bawah, Sukamulya, Cariu, dan Cieundeur. Menurut Ramzi, kebutuhan mendesak saat ini adalah obat sirup. ”Karena penderita ISPA sekarang kebanyakan dari kalangan anak-anak,” ucap dokter berusia 25 tahun itu. (*)