DOHA, HARIAN DISWAY - Argentina berhasil melaju ke babak puncak Piala Dunia. Semua pihak pasti setuju sang megabintang Lionel Messi adalah sosok paling berjasa mengantarkan La Albiceleste –julukan timnas Argentina– ke final.
Namun, terbit sosok rising star dalam perjalanan Argentina mewujudkan mimpi Messi mengangkat trofi Jules Rimet untuk menyusul idolanya Diego Armando Maradona. Namanya Julian Alvarez. Sepasang gol Alvarez turut menginspirasi kemenangan 3-0 Argentina atas Kroasia dalam pertandingan semifinal, Rabu dini hari lalu. Apalagi gol pertama Alvarez dalam pertandingan itu diciptakan dengan cara solo run. Dribelnya sukses mengelabui Josip Juranovic dan Borna Sosa sekaligus memanjakan mata pegiat sepak bola yang menonton laga itu. Bahkan ketika Messi ditanya siapa yang pantas menerima gelar Man of The Match malam itu, jawabannya konkret. Alvarez. "Semua pemain bermain dengan sangat baik, tetapi jika saya harus memilih, saya akan memberikan penghargaan ini kepada Julián Alvarez. Dia bermain dengan luar biasa," ujar Messi.Meski semua mata tertuju pada aksi magis megabintang Lionel Messi, sepasang gol yang dicetak Alvarez ke gawang Kroasia berandil besar menginspirasi kelolosan Tim Tango ke Final Piala Dunia--FIFA World Cup Penyerang milik Manchester City yang jadi pilihan kedua dibalik Erling Haaland, tetapi justru tampil menggila di Qatar dengan mencetak 4 gol dalam 6 pertandingan. Pemain 22 tahun tersebut baru tampil sejak sepak mula dalam laga pamungkas grup C kontra Polandia. Dirinya benar-benar mencuri pos inti milik Lautaro Martinez setelah mencatatkan namanya dalam papan skor dalam kemenangan 2-0 La Albiceleste atas Polandia. Kegemilangannya jelas masuk radar tim-tim raksasa Eropa. Beruntung The Citizens –julukan Manchester City– telah memagari Alvarez sampai musim panas 2027. Sempat dipinjamkan ke River Plate saat bursa transfer musim dingin 2021 tepat setelah dibeli seharga 14 juta GBP oleh Manchester City, pihak klub pun telah memastikan Julian Alvarez masuk dalam proyek Pep Guardiola pada musim 2022/23, dan menolak sejumlah proposal pinjaman dari klub-klub lain. Pada awal kedatangannya ke Manchester, Guardiola dikatakan semakin bersemangat dengan kemampuan Alvarez. Eks pemain River Plate tersebut tampil apik di hari-hari pertamanya di pramusim yang membuat staf pelatih terkesan dengan atribut bertahannya. Gaya mainnya mirip dengan pendahulunya Aguero. Memanfaatkan kecepatan dan penyelesaian klinis untuk menambah daya gedor tim, ia tergolong bukan pemain yang malas bertahan. Agresivitas dalam menekan sejak di area lawan jadi ciri khasnya. “Julian luar biasa. Secara defensif, dia sangat mirip dengan Gabriel Jesus,” kata Guardiola tentang debut sang striker melawan klub Meksiko Club America dalam tur City di AS bulan lalu. “Gabriel mungkin yang terbaik tetapi dia dekat dengannya dalam hal agresi. Dia benar-benar brilian. Dia bisa menjaga bola dan Anda bisa terhubung dengannya tanpa masalah,” tambahnya. “Kami merasa telah merekrut pemain muda kelas atas untuk tahun-tahun mendatang dan kami senang,” tutur juru taktik asal Spanyol itu. Staf kepelatihan Matias Manna pun melabeli Alvarez sebagai striker komplementer. Akibat kompatibelnya ketika bermain dibalik Haaland di klub, maupun Messi di tim nasional. “Dia mengingatkan saya pada striker komplementer terbaik, dia bisa masuk ke dalam sistem apa pun,” kata pria yang membantu Pelatih Kepala Lionel Scaloni sebagai analis video itu. “Mungkin dia tidak sekuat menahan bola, tapi dia bisa mirip dengan Jose Maria Bakero saat bermain dengan Romario di Barcelona, misalnya,” tegasnya. (*)