”Sumber ekonomi negara tersebut adalah konsumsi domestik yang kuat,” terangnya. Namun, bukan berarti Indonesia tidak memperkuat sektor ekspor. Justru akan terus dimaksimalkan.
Terutama menyangkut hilirisasi dan ekspor barang setengah jadi maupun barang jadi mineral mentah. Indonesia juga akan terus memperjuangkan hilirisasi nikel yang tengah banding setelah digugat Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Airlangga juga menyebutkan bahwa Indonesia tengah berurusan dengan Uni Eropa soal crude palm oil (CPO). ”Nah, ini rencana diputus di Desember kemarin, tapi kelihatannya mundur ke Januari. Kita lihat hasilnya seperti apa,” terangnya.
Seharusnya, Indonesia tidak berurusan dalam hal perdagangan CPO dengan Uni Eropa. Sebab, faktanya Eropa tidak mengimpor biofuel dari Indonesia. Maka, ada kemungkinan Uni Eropa main di dua kaki.
Seolah mereka tidak membutuhkan CPO Indonesia. Memilih menggugatnya ke WTO. Namun, ia yakin Uni Eropa bakal menjerit ketika CPO Indonesia mulai dilarang ekspor. ”Jadi, mereka ada ambivalent, ada dua sikap yang mereka lakukan terkait CPO,” tandasnya. (*)