Selain Ubaya, tanah surat ijo juga dipakai lembaga pendidikan Muhammadiyah, dan Universitas Wijaya Kusuma. Sejumlah paud, dan sekolah swasta lainnya juga bernasib sama. Setiap tahun lembaga yang bertujuan mencerdaskan bangsa itu juga terkena beban retribusi yang memberatkan.
Anton juga melihat surat ijo sangat tidak mendukung iklim investasi di Surabaya. Banyak yang ragu membeli tanah surat ijo yang statusnya mengambang. Harganya belinya nyaris sama dengan harga pasaran. Kalau mau disertifikatkan, pembeli juga harus menyetor uang tebusan ke pemkot. Jadi bayarnya dobel. (Salman Muhiddin)
Efek Dukungan Gubernur Soekarwo, BACA BESOK!