Komplotan Serial Killer Berdrama, tapi Sia-Sia

Selasa 24-01-2023,04:30 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Sampai di sini, sandiwara Dede ikut minum racun aneh. Padahal, ia bisa saja tidak ikut minum dan tidak ikut berada di rumah Bantar Gebang itu. Ternyata, terbukti kemudian, Dede ingin memastikan para korban minum racun dan tewas.

Korban lain yang tidak tewas ialah balita NA. Sebab, bocah itu memang tidak suka kopi. Dipaksa minum, cuman seteguk. Dia selamatdan masih dirawat di RSUD Bantar Gebang.

Dari pendalaman polisi, diketahui sembilan korban dibunuh komplotan itu. Daftar korban tewas sebagai berikut. 

Di Bekasi tiga: 1) Ai Maemunah (40), istri siri Wowon. 2) Ridwan, anak Maemunah dari mantan suaminya, Didin. 3) Ruswandi, anak Maemunah dari mantan suaminya, Didin.

Di Cianjur ada lima: 1) Noneng, mertua Wowon. 2) Wiwin, istri pertama Wowon yang anak Noneng. 3) Bayu, (2 tahun), anak Maemunah dan Wowon. 4) Farida, TKW, pasien dukun Wowon cs. 5) Halimah, istri siri Wowon yang juga ibunda Maemunah.

Di Surabaya ada satu: Siti, TKW, pasien dukun Wowon cs, dibuang ke laut, sudah dikubur di Garut.

Komplotan itu cari nafkah dengan cara nekat dan sadis. Mereka semua mengaku dukun, spesialis menggandakan harta. Sasarannya TKW karena mereka punya banyak kenalan TKW. Padahal, itu cuma tipuan. Mereka tidak bisa menggandakan harta.

Pasien pasti komplain. Saat komplain, pasien digiring untuk dibunuh. Semua itu disaksikan keluarga Wowon. Maka, saksi mata harus dibunuh juga. 

Pembagian peran begini: Wowon mencari pasien atau semacam marketing. Ketika pasien komplain, Wowon mengantarkan ke Solihin untuk dibunuh.

Peran Solihin membunuh. Dari sembilan korban, delapan dibunuh Solihin. Satu korban bernama Siti dibunuh Noneng. Lalu, Noneng dibunuh Solihin.

Peran Dede paling empuk: Terima pembayaran dari pasien. Tugas lain, menggali lubang calon kuburan pasien. Selama ini kuburan pasien ada di pekarangan rumah Wowon dan Solihin.

Begitulah sederhananya kasus ini. Sederhana-sadis. Makin banyak pasien, makin banyak yang dibunuh. Polisi masih berusaha mengungkap korban lain.

Meski kejahatan mereka sederhana, hasilnya lebih dari Rp 1 miliar. Setidaknya, rekening Dede sudah diblokir polisi. Sedang diperiksa intensif.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran kepada pers, mengatakan, aliran uang masuk ke rekening tersangka dari para korban. Nominalnya ratusan juta rupiah.

Fadil: ”Rekening tersangka kami periksa. Aliran uang masuk ada yang sampai Rp 250 juta, ada yang Rp 180 juta.”

Jumlah uang yang diblokir lebih dari Rp 1 miliar. Tapi, itu hasil sementara. Masih terus ditelusuri polisi. Juga, belum diperiksa, uang pasien yang diterima pelaku selain Dede.

Kategori :