Diungkap Polisi, Berondong Kuras Harta

Rabu 08-02-2023,04:30 WIB
Reporter : Djono W. Oesman

Berikut ini yang standar. Dr Stephen Whyte dari Queensland University of Technology, Australia, melakukan riset soal itu. Hasil riset dipublikasi di jurnal ilmiah Plos One pada 19 Mei 2021. Bertajuk: Sex differences in sexual attraction for aesthetics, resources and personality across age.

Riset dilakukan pada 2016, jumlah responden 7.325 pria-wanita warga Australia, usia 16–65 tahun, pengguna kontak jodoh dan situs kencan di sana.

Fokus riset: Apa kriteria pasangan asmara ideal,menurut responden? Pada skala 0–100.

Karakteristik pasangan ideal terbagi dalam tiga kategori.  1) Estetika (usia muda, pesona wajah, bentuk fisik). 2) Sumber daya (kecerdasan, pendidikan, pendapatan). 3) Kepribadian (kepercayaan, keterbukaan, hubungan emosional)

Hasilnya diurai sangat terperinci. Dilengkapi proses tabulasi, uji silang, sampai analisis data.

Intinya, pria di usia 25 ke bawah mayoritas pilih kriteria nomor satu (fisik). Lewat dari usia itu sampai usia 30 jadi separuh-separuh antara kriteria nomor satu dan dua. Lewat dari usia 30, mayoritas pilih nomor dua (terutama pendapatan). Kriteria nomor tiga tetap dianggap penting di dua generasi usia itu, tapi tidak setinggi nomor satu dan dua.

Wanita, usia 22 ke bawah, mayoritas pilih nomor satu. Lewat dari usia itu sampai usia 40 mayoritas beralih ke nomor dua. Lewat dari 40 mayoritas pilih nomor tiga.

Riset itu dikaitkan dengan kasus pembunuhan-mutilasi Angela, tampak persilangan. Ecky di usianya terkait riset tersebut pilih nomor dua. Sebaliknya, Angela pada usianya cenderung pilih nomor tiga.

Berarti, Ecky dari sudut pandang Angela ketika masih hidup adalah kelihatan berkepribadian menarik. Sebaliknya, Ecky melihat Angela pada nomor dua. Sudah klop. Sebab itu, kasus asmara berondong sangat banyak.

Kriminolog Honolulu, Hawaii, R. Barri Flowers dalam bukunya, bertajuk Missing or Murdered: The Disappearance of Agnes Tufverson (2017), mengulas kasus berondong sangat terkenal di New York, Amerika Serikat (AS). Tapi, itu kejadian jadul.

Meski kasus lama, peristiwanya jadi buah bibir warga AS selama puluhan tahun. Bahkan, sudah hampir seabad. Buku itu tetap best seller di AS pada 2018. Juga di Eropa.

Senin, 4 Desember 1933. New York di puncak musim dingin. Agnes Colonia Tufverson, 43, menikah dengan Ivan Poderjay, 33, di Little Church Around the Corner di pengkolan E. 29th St dan Madison Ave. Itu cuma beberapa blok dari apartemen mewah Tufverson di Manhattan.

Pernikahan dihadiri pendeta dan jemaat serta keluarga teman-teman pengantin wanita. Keluarga dan kerabat pengantin pria tidak ada. Poderjay asal Yugoslavia yang katanya berlibur ke New York.

Tufverson lajang, pengacara cukup terkenal New York. Gigih dalam beperkara, bayarannyi tinggi, dan sangat kaya. Saking serius berkarier, dia lupa menikah. Sampai berkenalan dengan pemuda Poderjay. 

Poderjay, setahu Tufverson, mantan tentara Yugoslavia berpangkat kapten. Meski agak aneh, di usia segitu Poderjay sudah mantan tentara. Tapi, tampan dan berpostur gagah. Potongan tentara. Ramah. Pandai bicara.

Hari-hari Tufverson yang semula membosankan, sejak kenal Poderjay, jadi ceria. Dunia jadi milik mereka berdua. Akhirnya menikah. Setelah menikah, mereka tinggal di apartemen mewah Tufverson.

Kategori :