Banyak pengendara mencari tempat berteduh karena lupa membawa jas hujan. Ada pula yang cuek dan menerobos sampai basah kuyup. Golongan yang kedua itu, perlu waspada. Ternyata keberanian menerobos hujan sangat berdampaknya bagi kesehatan.
Hujan mengubah suhu tubuh. Saat suhu berubah signifikan, dampak yang langsung terjadi adalah perubahan drastis suhu tubuh dan ketidakseimbangan cairan. Dokter Militer, Kolonel Laut Dr. dr. Hisnindarsyah (52) mengatakan, apabila aliran darah di tubuh terganggu perubahan suhu tubu, maka hipotermi, hipotermia dan dehidrasi bisa muncul. Dehidarasi bisa muncul bukan karena kepanasan saja. Saat menggigil pun, bisa. Air hujan juga dapat membawa bakteri dan virus. Maka, wajar setelah kehujanan seseorang langsung demam.PENGENDARA sepeda motor melintasi genangan saat hujan.-FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY- "Air hujan ini juga bisa membawa bakteri infeksi seperti E.Coli, Giardia, Campylobacter, Shigella dan Salmonella bahkan hingga parasit maupun fungi. Maka tak jarang kita temui ada penyakit seperti typhoid, flu, batuk, penyakit kulit, dan infeksi yang disebabkan oleh parasit akibat hujan." ungkapnya kepada Harian Disway secara daring. Maka dianjurkan ketika kehujanan mandi dengan air hangat. Bukan yang panas. Hal itu bertujuan untuk mengembalikan suhu tubuh dan bermanfaat pada relaksasi otot serta aliran darah juga. Manfaat air hangat ini selain membantu mengurangi rasa nyeri otot juga dapat membantu melegakan pernapasan. Kebiasaan itu akan memudahkan seseorang tidur lebih nyenyak setelah kehujanan. Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga Ghifary Mahindisyah menambahkan, langkah pencegahan agar tidak terkena penyakit tersebut adalah tetap berusaha memakai alat pelindung diri seperti payung dan jas ujan. Lalu rajin mencuci kaki dan tangan. Jangan sering memegang wajah bila dalam keadaan belum cuci tangan setelah kehujanan. "Di musim penghujan dan Covid-19 seperti ini, virus sangat rentan masuk melalui tangan kita. Untuk itu kita perlu mawas diri agar tidak terkena resiko hipermi," tambahnya. (Candraditya)