SURABAYA, HARIAN DISWAY- SEJAK 2015, kawasan di Pondok Benowo Indah (PBI) sering kebanjiran. Tinggi air banjir mencapai 20–30 sentimeter. Penyebabnya beragam. Di antaranya, kurangnya saluran sanitasi yang memadai dan proyek pavingisasi yang tak seiring dengan ketinggian rumah-rumah warga.
Yang paling terdampak banjir itu adalah warga yang berada di RW 1, RW 9, dan RW 14. Sejumlah warga pun mengadu ke DPRD Surabaya untuk mencari solusi. ”Selama ini belum ada penanganan di kawasan tersebut,” kata Catur Anang Hutoyo, ketua RW 9, Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Rabu, 15 Februari 2023.
Itu disampaikan Catur seusai mengikuti rapat bersama Komisi C DPRD Surabaya yang turut dihadiri jajaran Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya.
Jauh sebelumnya, kata Catur, belum pernah kebanjiran atau terjadi genangan setiap musim penghujan. Sebab, aliran air dari daerah atas PBI masih tertampung tiga saluran sanitasi. Belakangan tiga saluran yang melintasi rel kereta api itu tinggal satu. ”Kemungkinan itu. Aliran air tak bisa maksimal hanya dengan 1 saluran saja. Sehingga air meluap ke daerah kami,” ujarnya.
Sejatinya, pemkot sudah memiliki skenario mengatasi banjir di wilayah tersebut. Hanya, belum bisa ditangani karena ada kepentingan lain yang harus diakomodasi terlebih dahulu. Dan, akan segera dilakukan penyelesaiannya dalam tahun 2023. ”Alhamdulillahnya, tahun ini untuk PBI bisa terakomodasi penanganannya,” ujar Chandra Andi Wijaya, Kasi Perencanaan dan Pengawasan Drainase DSDABM Surabaya.
Ia tak menampik bahwa banjir di wilayah PBI terjadi karena permasalahan saluran. Saluran yang ada di PBI belum tersambung ke saluran primer. Masih bersifat parsial. Pun, genangan airnya sering tidak kunjung surut.
Kendati demikian, pemkot akan menjamin upaya penanganan banjir segera diselesaikan. Bakal ada empat pembangunan saluran tersier. Dua saluran berada di dua RT dan dua saluran lain di dua RW terdampak. ”Ini akan menggunakan anggaran dari dinas dan memanfaatkan dana kelurahan,” ujar Chandra.
Potensi penanganan banjir di kawasan tersebut sebenarnya sudah ada. Ada boezem. Itu dapat dimanfaatkan untuk saluran tersier. ”Nah, akan kita data dulu. Harapannya, bisa segera terealisasi dan tidak ada lagi genangan,” tandas Chandra. (*)