SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di depan ruang kelas anak-anak penyandang disabilitas pada Selasa, 21 Februari 2023. Dewi Deijle menceritakan perjalanannya sebelum mendirikan Yayasan Hati yang Kreatif. Perjalanan tersebut dimulai pada tahun 2010 ketika Dewi kembali mengunjungi Indonesia.
Ana Penerjemah (kiri) dan Dewi Deijle saat memberi sambutan di hadapan wali murid-Moch Sahirol Layeli-
Dewi Deijle seorang anak Indonesia yang diadopsi oleh orang Belanda pada bulan September 1980. Semasa usianya 15-28 tahun Dewi menghabiskan waktunya untuk bermain saksofon di asosiasi musik dan menjadi pengacara. Di kesempatan lainnya, Dewi beberapa kali membantu mengatur kegiatan musik untuk remaja.
Dewi dikenal sebagai wanita yang senang berkreativitas. Dalam mengembang hal tersebut Dewi menumpakahnya melalui melukis, menggambar dan membuat musik. Dewi sangat senang ketika mengetahui penonton yang antusias menyaksikan penampilan anak-anak setelah latihan musik seharian penuh.
Tepat pada Mei 2010 Dewi kembali ke tanah air, ia melihat kemiskinan dengan mata kepala sendiri dan mendengar cerita tentang kehidupan di Indonesia yang banyak anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan.
Dewi berkata, "Penyebab anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan itu beragam. Tidak hanya karena kemiskinan atau karena banyak anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya atau menjadi yatim piatu, tetapi juga karena sakit atau karena cacat mental atau fisik," ujarnya.
Dewi tereyuh hatinya dan menyusun rencana yang menghasilkan tujuan, visi serta misi. Dewi melakukan ini agar dapat berkontribusi untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak yang benar-benar tersembunyi karena cacat mental atau fisik mereka.
Anak-anak ini, yang sebenarnya tidak mendapatkan kesempatan dalam masyarakat dan ekonomi Indonesia karena ketidakmampuan belajar atau tidak bersekolah sama sekali, mungkin dapat berkembang (secara pribadi) dengan cara yang berbeda.
DUA AKTIVIS Mijn Roots Dewi Deijle dan Ana Maria bertemu di Jakarta.-Bud Wichers/Harian Disway-
Di tanggal 20 Maret 2013 Dewi pun mendirikan yayasan Hati yang Kreatif. Dewi dibantu oleh dua rekannya Ireen Visser dan Renske Hoeksema yang latarbelakangnya sebagai anggota dewan.
Dewi menjadi lebih mudah dalam berorientasi, berjejaring, mendapatkan pengalaman di Indonesia dan memberikan beberapa lokakarya kreatif kepada anak-anak penyandang disabilitas di Indonesia.
Menurutnya, Ireen Visser dan Renske Hoeksema merupakan komposisi yang tepat untuk mendapatkan semua jenis pendukung yang baik dalam mendukung visinya. Walaupun sejak 1 Juni 2016, Sammie van der Hooft (bendahara) dan Doriet Begemann (sekretaris) mengambil alih dengan penuh semangat dari Ireen dan Renske.
Tujuan yayasan berdiri untuk menawarkan kepada anak-anak kurang mampu di Indonesia kehidupan yang penuh warna dan sekreatif mungkin; untuk pengembangan pribadi, meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian dan kemandirian mereka.
“Anak-anak yang kurang beruntung di Indonesia juga berhak atas pengembangan pribadi dan kehidupan,” tuturnya.