Cemburu Suami Siri, Tikam Mati Istri

Rabu 22-02-2023,17:03 WIB
Reporter : Djono W. Oesman

Tahun 2017, Fetty langganan ojek Sulistyo. Fetty janda tanpa anak, tinggal di dekat situ juga. Kenalan, lalu mereka kawin siri. Orang usia segitu sudah main langsung, tak pakai pacaran.

Pengakuan Sulistyo ke polisi, belakangan Fetty sering selingkuh. Sulistyo cemburu. Tapi, tak disebutkan, selingkuh dengan siapa. Sejak sebulan lalu mereka pisah rumah.

Kompol Zaini: ”Tersangka sudah mengaku, ia sudah habis banyak (duit). Menafkahi korban. Sampai lima kali Lebaran tak bisa mudik ke Sragen (Jateng). Ternyata korban selingkuh. Tersangka dendam.”

Minggu, 19 Februari 2023, Sulistyo minta tolong teman wanita Fetty untuk menyampaikan pesan ke Fetty, bahwa Sulistyo punya banyak uang, mengajak Fetty liburan ke losmen. Fetty mau. Berangkatlah mereka ke TKP pembunuhan.

Penyidik menyatakan, tersangka tidak menyesal membunuh. Malah puas. Pembunuhan itu sudah direncanakan sepekan sebelumnya. Tersangka dikenai Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Ancaman hukuman mati.

Selingkuh, cemburu, bunuh. Suatu rangkaian kriminal asmara yang sangat sering terjadi. Di seluruh dunia.

Prof David M. Buss dalam bukunya yang bertajuk The Dangerous Passion: Why Jealousy is as Necessary as Love and Sex (1 Januari 2000), menyebutkan bahwa cemburu adalah emosi paling merusak yang ada di otak manusia.

Buss, 69, guru besar psikologi evolusioner di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Ilmuwan psikologi di sana menganggap Buss sebagai pendiri teori psikologi evolusioner.

Buku itu hasil riset psikologi Buss di 70 negara di enam benua (tidak termasuk Indonesia) yang digabungkan dengan ilmu biologi dan antropologi. Cuma untuk melacak jejak, mengapa manusia pencemburu?

Dipaparkan, asal-usul evolusi hasrat seksual manusia di zaman purba masih membentuk hasrat kita saat ini. Tidak berubah. Tetap, lebih banyak pria daripada wanita yang ingin berhubungan seks dengan banyak pasangan. 

Bagi wanita bersuami, berselingkuh berharap akan hamil. Dan tidak ketahuan, karena bersuami. Sebaliknya, wanita berhubungan seks dengan suami berharap tidak akan hamil. 

Sebab, wanita berselingkuh pasti mengagumi pria selingkuhan, melebihi kekaguman pada suami. Itulah inti teori psikologi evolusi. Wanita selingkuh berharap mendapat keturunan dari gen yang lebih baik daripada gen suami.

Teori Buss itu cenderung ke-hewan-hewan-an. Ditinjau dari laporan National Geographic, hanya burung jantan yang berkicau nyaring dan indah. Yang pada masyarakat tradisional, kicau burung dilombakan (Indonesia, Thailand, Vietnam) dan berhadiah.

Di habitatnya, burung jantan berkicau untuk memikat betina, berharap kawin. Atau istilah manusia: Pedekate. Maka, si jantan membuka pagi dengan berkicau nyerocos gacor. Makin indah kicauan, makin banyak betina mendekat. Gerombol. Siap dikawini si gacor.

Tapi, jangan salah. Di alam liar, terjadi persaingan gacor-gacoran antar-jantan. Terjadi perkelahian sengit. Duel maut. Demi kawin. Lha... karena tidak ada betina yang mau mendekat ke burung jantan kuthuk, pendiam. Buat apa?

Dalam perspektif betina, menurut riset National Geographic, betina mau dikawini si gacor dengan harapan agar anak-anak mereka menurun bakat bapaknya. Suaranya kelak bakal cempling (karena, kan masih piyik). Mirip teori Buss: Motif memperbaiki keturunan.

Kategori :