Tiga Tahun, Hilirisasi Nikel Raup Rp 450 triliun

Senin 27-02-2023,07:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo

SEMARANG, HARIAN DISWAY - Indonesia sudah berhenti mengekspor nikel mentah sejak Januari 2020. Nilai tambah ekspornya pun melejit. Hasilnya, tiga tahun berjalan sudah tembus Rp 450 triliun.

Sebelum 2020, nikel tidak diolah di dalam negeri. Langsung diekspor mentah. Rata-rata nilainya cuma Rp 17 triliun setahun. Namun, sejak adanya kebijakan hilirisasi, nilai ekspor nikel meningkat berkali lipat.

"Ini karena kita mengekspor barang setengah jadi dan barang jadi dari nikel," kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di acara Rakornas Partai Amanat Nasional (PAN) di Semarang, Minggu, 26 Februari 2023.

Jokowi menegaskan bahwa ekspor nikel bahan mentah telah dilarang. Meski Indonesia digugat dan kalah oleh Uni Eropa di WTO. Namun, Jokowi  bersikeras bahwa hilirisasi harus tetap dilanjutkan.

Pernyataan itu selalu ia sampaikan di banyak forum. Baik forum internal pemerintah maupun berbagai kesempatan lain. Sebab, kata Jokowi, hilirisasi satu-satunya kunci untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.

Dengan capaian ekspor yang fantastis, negara pun kena dampak baiknya. Tentu bisa mendapatkan pajak penghasilan, PPN, pajak karyawan, Pendapatan Negara Bukan Pajak, hingga bea ekspor yang lebih besar. "Kalau ikut di perusahaan, seperti di Freeport kita dapat dividen, dapat royalti," ujar Jokowi.

Bahkan, seandainya semua bahan mentah dihilirisasi, PDB akan naik drastis. Diperkirakan bisa melompat ke angka Rp 11.000 triliun. Lapangan kerja pun akan terbuka untuk 10,5 juta orang.

Karena itulah Jokowi mewanti-wanti kepada siapa pun presiden Indonesia kelak agar tetap mempertahankan dan mengembangkan terus hilirisasi komoditas sumber daya alam. Apapun risiko yang akan diterima.

Termasuk rencana hilirisasi bauksit. Kemungkinan besar bakal digugat oleh Tiongkok. Sebab, bauksit mentah di Tanah Air banyak yang diekspor ke sana.

Selain itu, Jokowi juga membeber neraca perdagangan 2022 yang menorehkan rekor terbesar sepanjang sejarah. Yakni mencetak surplus sebesar USD 54,46 miliar atau setara Rp 831 triliun. "Ini nanti akan lebih gede lagi mungkin tahun ini. Saya tidak bisa memperkirakan," ujarnya lagi. (*)

 

 

Kategori :