Cara Pembunuh Tutupi Jejak: Korban Dicor

Rabu 01-03-2023,09:28 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Prof Marilyn T. Miller, guru besar ilmu forensik di Virginia Commonwealth University, Amerika Serikat (AS), mengulas aneka cara pembunuh menutipi jejak pembunuhan. 

Miller: ”Di TKP, Anda akan mengetahui DNA (deoxyribo nucleic acid) korban dan pembunuhnya. DNA keduanya ada di TKP. Jika pembunuh bisa menghapus keduanya, itu adalah skenario yang sempurna.”

Teori Miller itu diulas Bruce Watson di The Guandian Labs terbitan 14 April 2017, bertajuk Murders are tough enough for detectives to solve, but things get even more complicated when criminals destroy the trail of evidence.

Watson memberikan contoh kasus pembunuhan suami-istri, Bill Lasky dan Bertha Lasky, di West Hills, California, AS, 4 Februari 2001. Kasus tersebut menghebohkan warga California, bahkan AS, waktu itu.

Mereka dibunuh perampok di rumah mereka. Lantas, perampok menjarah mobil mahal, Buick Regal keluaran tahun 1995. 

Kasus itu baru terungkap November 2007 atau hampir tujuh tahun setelah pembunuhan. Pelakunya adalah Gregory Douglas Miner yang akhirnya dihukum mati.

Mengapa polisibegitu lama mengungkap? Sebab, Miner menghapus jejak dengan cara membakar rumah keluarga Lasky. Mayat suami istri itu hangus, tak bisa dikenali. Apalagi, DNA pelaku lenyap.

Ternyata, rumah keluarga Lasky tidak hangus total. Ada sebagian yang cuma gosong. Di bagian itu polisi menemukan DNA terduga pelaku. Kemudian, polisi mengejar terduga pelaku. Miner ditangkap. 

Ternyata Miner residivis perampok. Dan, berdasar pemeriksaan forensik, ia meninggalkan jejak DNA di TKP. Ia ditangkap polisi di saat publik sudah lupa pada kasus perampokannya tujuh tahun sebelumnya.

Di kasus cor Bekasi, terduga pelaku, Permana, menutupi jejak dengan cara praktis. Tidak heboh dengan membakar. Tapi, ia panik dan diduga depresi sehingga bunuh diri. Dugaan itu masih diuji polisi. Hasilnya akan diumumkan polisi kemudian. (*)

 

Kategori :