Kedai kopi keliling atau starling memang sudah umum di Kediri, hanya saja belum pernah ada yang menjajakan kopi giling ala kafe dengan harga yang terjangkau layaknya Infinity Keuken.
--
Kala itu Kediri sedang terik, tepatnya 4 Maret 2023, Harian Disway mendatangi seorang penjaja kopi keliling atau yang umum dikenal oleh masyarakat sebagai starling (akronim dari Starbucks keliling) di sudut Jl. Dokter Wahidin dan Jl. Yos Sudarso sebelah Utara Klenteng Tjoe Hwie Kiong.
Letaknya di depan toko yang sudah lama terbengkalai, dekat Gapura Naga Pakelan, Kediri. Ada yang unik dari penjaja kopi keliling yang dimaksud. Kopi yang dijual bukan sekadar kopi sachet seperti penjaja kopi keliling pada umumnya, melainkan kopi giling ala kafe.
Adalah Arif Maulana, empunya Infinity Keuken yang menjajakan kopi berkualitas kafe di pinggir jalan.
Dari namanya saja sudah terdengar kebelanda-belandaan, berbeda dengan starling pada umumnya.
Bukan tanpa sebab, starling itu diberi nama demikian lantaran impian si empu untuk melanjutkan studinya ke negeri kincir angin suatu saat nanti. Dengan menyematkan unsur kebelandaan, diharapkan suatu saat nanti mimpinya dapat terwujud.
"Nama Infinity asalnya dari studio cetak foto analog yang aku punya, Infinity Lab. Berhubung sudah ada Infinity Lab, akhirnya aku pilih Infinity Keuken supaya nggak jauh-jauh dari apa yang aku punya. Aku juga masih pengen lanjut sekolah di Belanda jadi pakai nama Belanda. Siapa tahu, dari Infinity Keuken ini aku bisa lanjut studi di sana," jelas pemuda yang ternyata hobi fotografi itu.
Albi (kiri) dan Maul (kanan) bersama gerobak Infinity Keuken, siap hadapi hari dengan penuh senyuman-Maul-dok. pribadi
Bersama dengan kawan sejawatnya, Al Furqon Sayyidul Bilal atau Albi, dengan giat dan penuh semangat ia menyeduh secangkir kopi Americano yang kami pesan.
Bukan main, ada secangkir Americano ala kafe ada di pingir jalan. Semerbak aroma biji kopi Wilis yang diseduh seolah menepis segala kebisingan kendaraan yang berlalu lalang.
Pemuda yang akrab dipanggil Maul itu memutuskan berjualan kopi giling di pinggir jalan lantaran masyarakat Kediri masih belum paham soal dunia perkopian.
Maul menilai, selama ini orang-orang hanya tahu bahwa kopi itu hanya itu-itu saja. Kalau tidak kopi kopi sachet, ya kopi mahal di kafe. Padahal kopi itu banyak jenisnya. Terlebih Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia. Sehingga ragam kopi Indonesia tidak sekadar kopi sachet yang umum dijual di pinggir jalan.
Dengan mantap Maul bersama sang istri Himmatu Zahida (Iza) dan Albi yang dulunya adalah seorang barista memutuskan untuk menjual kopi ala kafe di pinggir jalan.
"Kita pakai modal yang sudah kita punya. Sepeda sudah punya, barista juga sudah ada, tukang masak juga sudah ada, jadi yowis langsung gas wae (jadi ya langsung gas saja)," tutur pemuda yang juga merangkap kerja sebagai sopir truk itu.
Sepeda andalan Maul yang disulap menjadi gerobak starling-Maul-instagram.com/infinity_keuken
Konsep penjaja kopi keliling ini sesungguhnya cukup umum dijumpai di jalanan Kediri. Hanya saja penjaja menggunakan sepeda motor dan menjual kopi sachet yang dibanderol mulai dari harga Rp 1.000 per gelasnya.