BEIJING, HARIAN DISWAY - Xiaomi memang baru 12 tahun berdiri. Namun, mereka sudah menembus tiga besar pasar ponsel dunia. Pertanyaannya: mengapa mereka tak mau mengambil pasar Amerika Serikat?
Xiaomi hanya kalah dari Samsung dan Apple dari sisi penjualan. Andai saja mereka mengambil pasar Amerika Serikat, mungkin perusahaan teknologi asal Tiongkok itu bisa meroket di peringkat pertama.
Berdasarkan laporan perusahaan, Xiaomi kini menjual HP di lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Selain Tiongkok, pasar pasar mereka ada di India dan Indonesia.
BACA JUGA:Antara Piala Dunia U20, Timnas Israel, dan Alenia Pertama UUD45
BACA JUGA:Pidato Penuh Haru Ke Huy Quan di Oscars 2023, Ibu Saya Menang!
Xiami sebenarnya hadir di AS sejak 2016. Namun mereka hanya menjual peralatan elektronik seperti, llampu LED, perangkat streaming, proyektor, hingga power banks. Satu-satunya produk yang tak ada di AS hanya HP
Dilansir dari AndroidCentral, Xiaomi menolak memasarkan HP-nya ke AS karena model bisnis perusahaan. Mereka menegaskan bahwa keuntungan di setiap ponsel yang dijual hanya 5 persen. Dengan begitu, ponsel yang diterima konsumennya benar-benar memiliki kualitas tinggi.
Xiaomi 12T laris di Indonesia dan India.-XIOAMI-
Dengan modal kualitas, Xiami tak perlu jor-joran di anggaran iklan. Tak seperti pesaingnya, Samsung, Apple, Oppo, maupun Vivo.
Dengan keuntungan 5 persen itu, model bisnis Xiaomu tak bisa diterapkan di AS. Bisnis penjualan HP di AS sangat bergantung kepada kemitraan dengan operator telekomunikasi.
Umumnya, pembelian HP di AS harus terikat dengan kontrak jangka panjang dengan operator telekomunikasi. Misalnya, OnePlus. Produsen HP Tiongkok itu sudah 8 tahun menjajakan produk mereka di AS. Namun, HP OnePlus baru laris manis pada 2021 setelah menjalin kemitraan dengan T-Mobile di 2018.
BACA JUGA:Mahfud Soroti Perusahaan Milik ASN
BACA JUGA:Khofifah Serahkan Rumah Bagi 22 Korban Longsor di Ponorogo
Xiaomi berani menolak sistem itu. Kemitraan dengan operator telekomunikasi memerlukan investasi besar. Ongkos produksi bisa membengkak.
Anda tentu sudah tahu, hubungan dagang Tiongkok dan AS tidak baik-baik saja. Pajak barang dari Tiongkok begitu tinggi. Beberapa kali terjadi pelarangan perdagangan antar kedua negara. Barang dari Tiongkok diblokir. Begitu juga sebaliknya.