Cheng Yu Pilihan Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta: Shu Shi Nan Zhe

Sabtu 23-04-2022,13:11 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

束矢难折 (shù shǐ nán zhé) yang artinya "kumpulan anak panah yang menjadi satu kesatuan, akan susah dipatahkan", itu. Kalau diuraikan itu bisa menghabiskan kertas berhalaman-halaman. Atau kalau dipidatokan bisa berjam-jam.

Tapi semua itu cukup diwakili dengan empat kata. Alangkah agungnya.

Sebenarnya, Cheng Yu tersebut juga bisa diungkapkan dengan yang kalimat yang lebih panjang: ”一箭易折,十箭难断” (yī jiàn yì zhé, shí jiàn nán duàn). Yang artinya: Satu anak panah mudah dipatahkan, sepuluh anak panah sulit dipatahkan. 

Jika dirunut ke belakang, Cheng Yu itu bersumber dari cerita yang terdapat dalam Kitab Wei (魏书 Wei Shu). Ini adalah kitab klasik yang berisi tentang sejarah dinasti Wei Utara dan Wei Timur yang menguasai Tiongkok barat laut dari 386 sampai 550. Penyusunnya bernama Wei Shou魏收, sejarawan yang lahir pada 506 di Xingtai, kota di Provinsi Hebei yang dulu biasa disebut Xingzhou atau Shunde.

Dikisahkan di sana: sebelum wafat, salah seorang raja Tuyuhun (吐谷浑), kerajaan yang didirikan bangsa nomaden Xianbei (鲜卑) di wilayah yang kini berada di Provinsi Qinghai, menasihati 20 anaknya. Ia menyuruh mereka masing-masing mengambil satu anak panah dan menumpuknya di atas tanah. Kemudian, ia meminta seorang anaknya untuk mengambil satu anak panah lalu mematahkannya. Tentu saja sangat mudah dipatahkan. 

Setelah itu, ia memintanya lagi untuk mengambil dan menyatukan semua anak panah sisanya. Tidak seperti sebelumnya, kumpulan anak panah itu tidak bisa dipatahkan.

Sang raja lantas berpetuah, ”Kalian sudah tahu, satu anak panah mudah sekali dipatahkan. Tapi sebaliknya jika yang satu itu disatukan dengan yang lain. Karena itu, asal kalian bersatu, bangsa ini akan kukuh dan maju.” (*)

 

Kategori :