SURABAYA, HARIAN DISWAY - Berdiri di sudut perumahan mewah Royal Residence, Surabaya, Masjid Muhajirin menjadi jujukan warga. Utamanya para karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di kompleks perumahan tersebut.
Be ntuknya persegi dengan dominan warna abu-abu. Kubahnya seperti trapesium yang melengkung di tiap sisinya. Ornamen-ornamen menghias beberapa sisi dengan pintu masuk berbentuk persegi pula. Di sampingnya ada danau buatan. Di tepinya, di sebelah masjid tersebut terdapat beberapa bangku besi khas bangku taman. Di situ, para jamaah dapat menikmati udara segar dan pemandangan sekitar. Di sisi timur Masjid Muhajirin berjajar bangunan ibadah dari lima agama. Yakni Wihara Buddhayana, Gereja Katolik Santo Yustinus, Kelenteng Delapan Jalan Kebajikan, Pura Sakti Raden Wijaya, dan GKI Wiyung Royal Residence. Bagian atas rumah-rumah ibadah tersebut terdapat bentangan kabel listrik yang tersambung dengan tiang-tiang listrik di beberapa titik. Mungkin, pengelola Royal Residence tak membangun rumah di sudut itu, karena terdapat kabel-kabel yang menjuntai di atas. Maka dibangunlah lima tempat ibadah di sudut paling selatan perumahan itu. ”Menurut takmir Ustaz Sinan Mukti, masjid ini didirikan secara resmi pada 2017,” ujar Ahmad Burhan Ubaidillah, yang juga takmir Masjid Muhajirin. Dibangun berdasarkan musyawarah dan dukungan dari warga Perumahan Royal Residence, dan berdiri berjajar dengan rumah ibadah agama lain. Tentu toleransi masing-masing pemeluk agama serta tokoh-tokohnya pun terjalin dengan baik. Toleransi pun kerap ditanamkan pada para jemaat dalam setiap ceramah. "Bahwa rasa persaudaraan dan kebersamaan kami di Royal Residence ini sudah tinggi. Mari saling merawat apa yang sudah baik di sini. Jangan sampai ada perpecahan," ujarnya. Antar pemeluk agama pun memiliki kegiatan rutin. Salah satunya setiap 17 Agustus, mereka mengadakan bazaar serta lomba-lomba kemerdekaan. "Ada malam keakraban dan puncaknya ditutup dengan doa bersama lintas agama," tambah pria 23 tahun itu. Pada Sabtu 18 Maret 2023, di halaman kelima rumah ibadah tersebut digelar acara Giat Selaras (Semangat Literasi Arek Arek Suroboyo), yang menghadirkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Semua umat beragama dan para tokoh dari kelima agama tersebut bergabung menjadi satu dalam kebersamaan. Jelang Idulfitri, kegiatan rutin Masjid Muhajirin adalah itikaf bersama. Yaitu ketika sepertiga malam jelang Hari Raya, mereka melaksanakan salat bersama, kemudian puncaknya para jamaah saling beramah tamah dan bermaaf-maafan. Sedangkan untuk agenda bulan puasa, seperti tahun-tahun sebelumnya, pengurus dan jamaah membagi-bagikan takjil di depan masjid jelang waktu berbuka, kemudian menggelar qultum. ”Sebelum pandemi, kami rutin menggelar diba'an setiap Jumat malam, di bawah bimbingan Habib Novel Alaydrus. Dua tahun ini vakum. Rencananya kami gelar lagi saat bulan Puasa mendatang,” ungkap alumnus Pondok Pesantren Hamanatul Quran tersebut. Di bulan puasa pula usai melaksanakan ibadah Tarawih, pengurus menggelar qultum. ”Menghadirkan ustaz-ustaz dari luar pula. Seperti Habib Muhammad Assegaf dari Jombang, serta Ustaz Imam Al Hafidz dari Surabaya,” ujarnya. Sedangkan agenda rutin yang masih berlangsung adalah pengajian mingguan yang diikuti ibu-ibu warga sekitar, pada pukul 8-11 siang. Lalu kajian bulanan dengan menghadirkan tokoh-tokoh agama dari luar, salah satunya adalah Ustaz Subhan Bawazier. Keberadaan Masjid Muhajirin sangat bermanfaat bagi warga sekitar, serta para karyawan yang bekerja di berbagai perusahaan di areal perumahan itu. Seperti Budi Santoso, warga asal Sidoarjo yang bekerja di PT Subur Berkah Nusantara. Setiap hari ia menunaikan salat Asar dan Dhuhur di masjid tersebut, dan beristirahat ketika jam istirahat kantor. ”Bayangkan kalau tidak ada masjid ini. Saya salatnya jauh. Harus keluar kompleks perumahan," ungkapnya. Selain Budi, masjid tersebut kerap digunakan salat oleh Marmo, terapis yang juga berasal dari Waru, Sidoarjo. ”Saya dan istri sering diundang warga perumahan untuk terapi bekam, akupunktur, dan tulang belakang. Setiap waktu salat, Masjid Muhajirin menjadi jujugan,” ungkap pria 33 tahun itu. Tentu warga Perumahan Royal Residence kerap menggunakannya untuk salat berjamaah. Namun biasanya, paling ramai ketika salat Subuh dan Magrib. ”Dua waktu itu yang selalu penuh. Bisa sampai dua shaf. Kalau siang, kebanyakan karyawan atau pendatang yang salat di sini,” ujar Ahmad. Masjid Muhajirin berdiri bersahaja di tengah areal perumahan mewah Royal Residence, Jalan Royal Babatan Selatan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Bangunan tersebut melambangkan semangat toleransi antara umat Islam dan umat beragama lainnya. Sangat cocok bagi siapa saja yang ingin beribadah, utamanya merayakan Ramadan atau ngabuburit dengan suasana berbeda. (Heti Palestina Y-Guruh Dimas Nugraha) Indeks: Masjid Shalahudin, Perumahan, Puri Surya Jaya, Sidoarjo BACA BESOKpintu belakang Masjid Muhajirin. Di sebelah kanan masjid tersebut terdapat danau buatan.-Syahrul Rozak-
Suasana bagian dalam Masjid Muhajirin yang menyejukkan. Saat siang, banyak karyawan salat disitu. -Syahrul Rozak-
Ahmad Burhan Ubaidillah, takmir Masjid Muhajirin sedang membaca sebuah kitab. -Syahrul Rozak-Tampak depan Masjid Muhajirin di Perumahan Royal Residence Surabaya. Bangunannya menyesuaikan kompleks eksklusif yang berada di kawasan Babatan, di bagian barat Surabaya. -Syahrul Rozak-