JAKARTA, HARIAN DISWAY – Jelang arus mudik dan arus balik pada masa libur Idul Fitri 1444 H, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memetakan potensi bencana alam yang mungkin terjadi pada masa-masa mudik.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan langkah-langkah strategis untuk meminimalisir kerugian moril dan materil akibat kejadian bencana. Sejauh ini, menurut mantan Pandam V Brawijaya tersebut, ada potensi terjadi bencana hidrometeorologi basah dan kering saat periode mudik lebaran nanti.
“Berdasarkan hasil koordinasi yang menjadi tantangan yang besar yakni bencana banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem,” ucap Suharyanto dalam keterangan resmi BNPB Jumat (7/4/2023)
BACA JUGA:Biaya Haji Jamaah Embarkasi Surabaya Hampir 60 Juta, Termahal di Indonesia
BACA JUGA:Tiongkok Makin Dominan di Industri Nikel Indonesia
Selain itu, Kebakaran hutan dan lahan juga mungkin akan terjadi di beberapa provinsi. Hingga kini Riau dan Jambi sudah menetapkan status siaga darurat. “BNPB mendukung peralatan pemadaman darat dan juga personelnya, kemudian menyiapkan helipkopter di 6 provinsi prioritas dengan total 46 helikopter,” lanjutnya.
Sejauh ini provinsi prioritas penanganan Karhutla yang dimaksud ialah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Pada wilayah-wilayah tersebut telah disiapkan 13 helikopter patrol dan 33 helikopter water bombing.
BNPB dengan intansi terkait akan melakukan pencegahan bencana tersebut, salah satunya dengan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
BACA JUGA:Bupati Meranti M Adil Ditangkap KPK, Diduga Suap Auditor BPK Biar Dapat WTP
“TMC bisa dilakukan untuk memperkecil turunnya hujan dan memperbanyak hujan disesuaikan dengan penanganan bencananya. Untuk Karhutla, TMC berguna mendatangkan hujan dan memadamkan api, untuk daerah yang berpotensi banjir dan tanah longsor dapat juga menggunakan TMC,’ jelasnya.
Langkah berikutnya, BNPB membuat peta rawan bencana untuk wilayah pulau Sumatra, Jawa dan Bali bagi masyarakat yang ingin mudik. Peta tersebut berisi potensi bencana banjir, tanah longsor dan cuaca ektrem.
“Kami bekerjasama dengan BPBD, kementerian, lembaga, Pemda, untuk memantau penyelengaraan mudik pada titik-titik yang akan menjadi penumpukan pemudik,” imbuhnya.(*)