BACA JUGA:Hari Buruh: Berawal Dari Revolusi, Kini Jadi Tradisi
Dikutip dari Mainmain.id (Disway.id National Network), jauh sebelum sepak bola dan permainannya berkembang pesat seperti sekarang, ada peran dari kelompok pekerja yang menjadikan sepak bola mendapatkan porsi lebih banyak pada pondasi kehidupan.
Awalnya sepak bola merupakan olahraga eksklusif milik bangsawan, atau para penjajah yang sedang singgah di tanah jajahannya.
Meski tak pasti berasal dari Inggris, para pekerja Inggris lah yang mengajari orang Italia, orang Spanyol, orang Prancis, juga orang Jerman main bola.
Tak ayal nama-nama orang Inggris lah yang melekat di sejarah klub-klub hebat beberapa negara di tersebut. Misalnya saja AC Milan yang tidak pernah menyebut diri Milano.
Lalu mengapa juga ada singkatan FC di nama Barcelona. Pun demikian dengan beberapa klub pertama di Jerman yang memasukkan kata "english" di namanya.
Berdirinya West Ham United yang dibentuk oleh para buruh yang bekerja di Thames Ironwork juga menjadi gambaran sepak bola tidak lepas dari kaum pekerja.
Kompetisi modern sepak bola lahir dari revolusi industri di Inggris.
Para aktornya adalah kelas buruh yang membutuhkan hiburan akhir pekan dalam sebuah hari-hari yang rampat oleh pekerjaan yang sangat terjadwal.
Kebiasaan selalu datang tiap pekan di stadion nyatanya bukan hanya sebagai rutinitas akhir pekan. Jauh lebih dari itu. Beberapa dari mereka seolah memiliki bentuk ikatan dan perasaan senasib dengan lainnya yang memunculkan semangat persatuan.
BACA JUGA:May Day, 20 Ribu Buruh Bergerak ke Kantor Gubernur Jatim
Dari sini juga yang namanya rivalitas mulai muncul.
Rivalitas sepak bola sendiri pada awalnya bukan mengenai adu strategi dan banyak-banyakan jumlah kemenangan selama satu musim. Atau bahkan pamer skuad bintang yang menghuni sebelas pertama.
Bukan itu. Rivalitas yang dimaksud lebih kepada urusan ekonomi.
Sepak bola di Indonesia pun memiliki hubungan yang erat dengan kelas pekerja. Klub-klub tradisional pertama yang muncul juga berasal dari dinas-dinas pemerintah, maskapai-maskapai perdagangan, dan lembaga pemerintahan.
Hingga akhirnya sepak bola juga menjadi alat perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Karena induk organisasi sepak bola Indonesia dibentuk awalnya untuk menyaingi induk organisasi bentukan pemerintah kolonial.