Review Serial Beef: Midlife Crisis Berbalut Thriller Comedy yang Renyah Sekali

Rabu 03-05-2023,16:33 WIB
Reporter : Annisa Salsabila
Editor : Retna Christa

Oleh:
Annisa Salsabila
desainer grafis Harian Disway

Awal April lalu, Netflix merilis serial berjudul Beef. Hasil kolaborasi steaming service tersebut dengan rumah produksi langganan Oscar, A24. Mengisahkan perseteruan dua warga Asia-Amerika di Los Angeles, serial ini digarap dengan cerdas dan bertentangan dengan logika umum.
---

SERIAL Beef sukses mencuri perhatian. Dibintangi oleh Steven Yeun—si Glenn dari The Walking Dead—dan Ali Wong, aktris yang membuktikan diri lebih dari komika. Kejeniusan sutradara Lee Sung-jin, dipadukan dengan dua aktor yang luar biasa, Beef bakal selalu menjadi hidangan yang menggugah selera.


PERSETERUAN Danny (Steven Yeun, kiri) dan Amy (Ali Wong) berkembang menjadi sangat rumit.-Netflix-

Premisnya sederhana. Lee Sung-jin menciptakan dua karakter yang kebetulan sial melulu. Danny Cho (Steven Yeun) adalah anak sulung keturunan Korea yang berusaha menjalankan bisnis kontraktor demi validasi orang tuanya. Ia selalu berusaha untuk terlihat mapan secara finansial di mata ibu dan ayahnya yang penuntut.

Sementara itu, Amy Lau (Ali Wong) adalah perempuan yang berada di bawah bayang-bayang keluarga sang suami. Dia menikmati status terpandang berkat ayah mertua yang seniman terkenal. Namun, hanya sedikit yang tahu bahwa dialah tulang punggung utama keluarga keluarga kecilnya.

Rumah besar di kawasan Calabasas yang super elite, supermarket, dan toko tanaman keren di downtown LA, semua adalah hasil kerja keras dia. Sang suami, George (Joseph Lee) berusaha mengikuti jejak ayahnya sebagai seniman. Tapi karyanya tidak laku. Namun, Amy terus ditekan oleh ibu mertuanya—yang nyinyir luar biasa.

Love Bombing!

Pada episode pertama, kita langsung diberi gambaran tentang relasi Danny dan Amy. Dan dari situ, penonton sudah akan menyadari betapa sialnya dua manusia itu. Danny ingin mengembalikan kompor dan arang yang telah dibelinya ke supermarket. Namun, notanya tidak ketemu. Danny harus bersilat lidah dengan kasir supermarket.


TRIO KOREA, dari kiri, Paul (Young Mazzino), Isaac (David Choe), dan Danny menghadapi relasi keluarga yang naik turun.-Netflix-

Di tempat parkir, ia berpapasan dengan SUV putih yang hendak menabrak mobilnya. SUV itu mengklaksonnya habis-habisan. Tak terima, Danny mengejar SUV putih tersebut. Mereka berkejaran di jalanan perumahan LA sampai merusak properti-properti warga. Aksi itu pun viral.

Namun semakin lama menonton Beef, kita akan semakin menyadari bahwa Beef bukan serial tentang eker-ekeran semata. Ini bukan cerita tentang perseteruan. Ini adalah kisah cinta. Lee Sung-jin membentuk Danny dan Amy sebagai karakter yang sama-sama dipecundangi kehidupan. Mereka seolah terobsesi pada satu sama lain, akibat hasrat membalas dendam.

Sejak pertemuan yang menciptakan road rage di episode pertama, Danny dan Amy semakin saling membenci. Kejadian demi kejadian akhirnya membentuk konklusi bahwa keduanya berada dalam situasi yang sama. Ibarat dua gambar yang berbeda di satu koin yang sama. Danny dan Amy punya banyak kemiripan. The bad luck, tho.

Character Support

Beef tidak serta merta meromantisasi kesialan dan kebencian terhadap lawan. Sejak awal menonton, mungkin rasanya akan terus kesal dengan kebodohan yang dilakukan Amy dan Danny. Namun kolaborasi duo tersebut membawa pesan agar kita dapat terus mengendalikan emosi, juga konsekuensi dari balas dendam yang berkepanjangan.


AMY dan George memiliki problem suami istri yang pelik.-Netflix-

BACA JUGA:Stranger Things Versi Animasi Segera Tayang di Netflix

Meskipun nasib buruk datang bertubi-tubi, baik pendukung Amy maupun Danny tidak akan bosan menonton Beef. Mungkin pertikaian antara keduanya seakan tidak pernah berakhir. Namun sekuen ketika Danny dan Amy menjalani kehidupan mereka secara terpisah juga menarik untuk disimak.

Hubungan keluarga juga menjadi elemen kuat dalam Beef. Yang pertama, antara Danny dan adik lelakinya, Paul (Young Mazino) yang terkesan rebel namun bisa berpikir lebih realistis daripada kakaknya. Di sisi lain, Amy tertekan oleh beratnya tuntutan menjadi kepala keluarga. Ketika dia—pada satu titik—ingin juga benar-benar menjadi ibu dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan buah hatinya.

A24’s Creature

In another way, pilihan tema visual spesifik yang jadi ciri khas A24 menjadi alasan kenapa Beef layak dionton secara maraton di akhir pekan. Genre thriller comedy berpadu dengan tema midlife crisis yang lebih relatable bagi penonton.

Meskipun naskahnya panas, visualnya tetap memanjakan mata. Seperti salah satunya adalah rumah Amy. Hunian mewah itu berdesain industrial-natural dengan dominasi dinding concrete dan elemen kayu serta logam. ’’Nice, a timeless kitchen,’’ puji Danny ketika masuk rumah itu.

Hal menarik lainnya adalah pemilihan soundtrack yang didominasi oleh lagu-lagu era 90an hingga 2000. Seperti Hoobastank, Incubus, Limp Bizkit, Paula Cole, hingga Christina Aguilera. Lagu-lagu tersebut sangat mendukung setiap showcase dan membenarkan tren permasalahan midlife cirisis di era 2023 yang relevan dengan generasi X dan milenial.

Tonton, deh. Cakep banget. (*)

Kategori :