Di tengah iklim persaingan antar perguruan tinggi yang makin ketat, disadari bahwa pengembangan jejaring dengan perguruan tinggi di tingkat global adalah sebuah keniscayaan. Universitas Airlangga tidak mungkin hidup soliter dan hanya berkutat dengan keunggulan internalnya sendiri. Meski, sebagai perguruan tinggi, Universitas Airlangga telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional yang luar biasa. Meski demikian, bekerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri tentu akan menambah wawasan dan memperkaya pengalaman.
Membangun kerja sama internasional bagi Universitas Airlangga perlu terus dikembangkan, terutama untuk mendongkrak mutu pembelajaran. Pertama, kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi internasional dilakukan untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa agar dapat menambah pengalaman serta menikmati ikut kuliah di perguruan tinggi di luar negeri. Dengan kerja sama internasional, mahasiswa akan dapat menimba ilmu dari perspektif yang beraneka ragam sehingga akan menambah kompetensi.
Kedua, kerja sama dengan perguruan tinggi global perlu dikembangkan di bidang penelitian sekaligus mendorong akselerasi aktivitas menghasilkan artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi. Lebih dari sekadar melakukan riset bersama, kegiatan kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri juga diharapkan dapat mendorong hasrat dosen untuk menulis bersama artikel di jurnal internasional yang bereputasi.
Ketiga, kerja sama melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang melibatkan sumber daya dari berbagai perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian tersebut tentu tidak harus hanya dilakukan di lingkungan masyarakat di Indonesia, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan dilakukan di berbagai belahan negara untuk saling menimba pengalaman secara bersama.
Terlepas dari bagaimana nanti kerja sama dengan Leiden University akan bergulir, satu hal yang menjadi concern bersama para peneliti dan dosen dari Universitas Airlangga adalah bagaimana memastikan agar kerja sama dapat berlangsung egaliter. Satu hal yang perlu dijaga adalah bagaimana memastikan agar berbagai hasil studi dan karya ilmiah yang dihasilkan melibatkan dan merepresentasikan warna nasional.
Jangan sampai terjadi, buku-buku hasil studi tentang masyarakat Indonesia justru lebih banyak ditulis peneliti asing, sementara peneliti nasional justru ketinggalan beberapa langkah di belakang. Semoga. (*)
Dwi Setyawan-- Dwi Setyawan Dekan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga