Pria Berpistol Itu Paksa Shandra Waworuntu Lunasi ”Utang” USD 30.000: Human Trafficking dan Human Interest

Kamis 01-06-2023,04:00 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Indonesia darurat human trafficking. Begitulah kata Menko Polhukam Mahfud MD kepada pers, Selasa, 30 Mei 2023. Sejak 2020 sampai kini, 1.900 mayat WNI dipulangkan ke Indonesia. ”Sangat darurat. Rata-rata sehari dua mayat korban TPPO dipulangkan ke sini,” ujarnya.

HUMAN TRAFFICKING atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau perbudakan.

Mahfud: ”Perbudakan itu, orang diperlakukan bukan sebagai manusia. Diperas tenaganya tidak digaji, kalau sakit, ya dibiarkan sampai akhirnya banyak yang dipulangkan (dari luar negeri). Dan lucunya, misalnya, orang tinggal di NTT, tapi paspornya keluar di Pontianak atau di Blitar. Itu jelas sindikat.”

Presiden Joko Widodo sudah bertindak, menyiapkan langkah berikut ini.

Mahfud: ”Jangka pendek, bulan Juni ini sudah harus permintaan dan tahapan langkah yang akan diambil untuk mengambil pelaku-pelaku kejahatan TPPO. Presiden menyatakan, akhir Juni ini menteri-menteri akan dipanggil lagi.”

Dilanjut: ”Jangka panjang, presiden segera memperbarui perpres tentang gugus tugas TPPO. Ada perubahan struktur. Kapolri akan ditunjuk menjadi ketua harian. Pelaku TPPO akan ditindak tegas.”

Akhirnya: ”Presiden tadi memerintahkan kepada Kapolri, tidak ada beking-bekingan. Karena semua tindakan tegas itu dibeking oleh negara. Tidak ada beking-bekingan bagi penjahat. Beking bagi kebenaran adalah negara. Beking bagi penegakan hukum adalah negara.”

Dari pernyataan itu, menyiratkan, selama ini pelaku TPPO atau orang yang menjual orang, ada bekingnya. Orang yang disebut beking tentu ”orang kuat” yang selama ini tak tersentuh hukum. Orang kuat itu membentuk kelompok penjahat yang oleh Mahfud disebut sindikat.

Salah satu modus sindikat TPPO, menurut Mahfud, iming-ming gaji puluhan juta rupiah per bulan jika calon korban mau dikirim ke luar negeri. Namun, iming-iming itu cuma tipuan. Sejatinya, para korban dijual ke anggota sindikat di luar negeri.

Korban TPPO asal Indonesia yang terkenal di Amerika Serikat (AS) adalah Shandra Woworuntu, kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 1977. Jalan hidupnyi berliku. Dia korban human trafficking, diiming-iming gaji USD 5.000 per bulan pada 2001. Lalu, dia dijadikan pelacur. Kini dia ”orang penting” di White House, AS.

Dikutip dari BBC, 30 Maret 2016, yang bertajuk Shandra Woworuntu: My life as a sex-trafficking victim, dikisahkan jalan hidup Shandra. Kisah itu juga disiarkan Outlook, BBC World Service, waktu itu.

Shandra sarjana keuangan. Dia pegawai bank asing (dari Jerman) di Jakarta, jabatan analis dan trader. Pada 1998 terjadi megakrisis ekonomi Indonesia. Disusul kerusuhan Mei 1998. Semua pegawai Indonesia diberhentikan. Padahal, Shandra menghidupi satu anak perempuan, waktu itu usia 3 tahun.

Dia mencari pekerjaan. Dia ingin sekalian kerja ke luar negeri. Jepang, Hongkong, Singapura, kalau bisa ke AS. Kebetulan, ada iklan lowongan kerja di koran. Sebuah hotel di Chicago, AS, membutuhkan pekerja Indonesia.

Disebutkan, jika diterima, gajinyi USD 5.000 per bulan. Diseleksi ketat. Kalau sudah lolos seleksi, harus bayar USD 2.700 (dengan kurs waktu itu, jumlahnya sekitar Rp 30 juta) untuk aneka biaya. 

Shandra punya duit dari pesangon bank. Dengan perjanjian gaji segitu, dia berani gambling. Hasil tes Shandra bagus. Dia lolos seleksi, bayar USD 2.700, terima paspor dan seluruh biaya lain.

Kategori :