Dwikorita menyebut, bahwa gabungan dari dua fenomena ini meningkatkan resiko Indonesia mengalami kekeringan. “BMKG dan beberapa badan meteorologi dunia juga memprediksi IOD Positif sampai akhir tahun 2023,” katanya.
Kondisi ini kata mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) ini mirip dengan kekeringan yang diderita Indonesia pada tahun 2019. Saat itu, Karhutla cukup parah juga terjadi di Kalimantan.
“Dengan kondisi ini, potensi kekeringan dan karhutla semakin tinggi. Oleh karena itu kami menghimbau agar diantisipasi sejak dini,” katanya.(*)