Gaya PSI yang ”curi start” pencalonan itu mirip saat mereka deklarasi pencalonan kader PDIP Ganjar Pranowo sebagai presiden. Sebelum yang lain, PSI mengumumkan Ganjar. Ambil posisi sebagai parpol pertama yang secara resmi mendukung Ganjar.
Begitu mengumumkan Ganjar secara resmi, partai yang dipimpin Megawati itu tak memperhitungkan PSI. Tidak mengajak PSI sebagai koalisi. PDIP malah berkoalisi dengan PPP. PSI yang tak punya kursi di DPR tak memiliki kekuatan mencalonkan Ganjar.
Walau sudah pasang baliho, nasib PSI di Depok bisa seperti kasus pencalonan Ganjar.
Kaesang, kalau maju, hampir pasti lewat PDIP. Ada aturan internal partai tersebut. Seperti yang dikatakan F.X. Rudi, kalau bapaknya PDIP, istri dan anak yang masih satu KK harus PDIP juga. Kalau tidak, dipecat.
Bapak, kakak, kakak ipar, semuanya PDIP. Apakah Kaesang ke partai lain? Kalaupun punya KK sendiri, melihat situasi politik sekarang, keluarga besar Jokowi bagian dari PDIP.
Namun, semuanya bergantung peta dan hasil pilpres. Kalau Jokowi memberikan dukungan kepada Ganjar, hubungan keluarga Jokowi dan PDIP aman-aman saja. Kalau dukungan Jokowi mengarah ke Prabowo, tentu ada kalkulasi lain. Kaesang punya pilihan Gerindra yang jumlah kursinya di DPRD Depok cukup untuk tiket calon wali kota.
Lain halnya bila nanti Anies Baswedan yang menang. PKS tentu makin kuat dan kuat. Kaesang harus kerja sangat keras. Itu pun belum menjamin bisa meraih kursi wali kota seperti kakak dan kakak iparnya. (*)