HARIAN DISWAY - Pasca insiden kemacetan parah dalam fase pengangkutan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah dini hari, Kemenag melancarkan protes keras pada Mashariq Armuzna.
Mashariq sendiri adalah agensi resmi Arab Saudi yang bertanggung jawab menjalankan operasional pelayanan haji di fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna)
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyesalkan kelambanan Mashariq dalam menyiapkan layanan jemaah haji di Muzdalifah dan Mina.
BACA JUGA:Penyebab Macet Parah Jalur Muzdalifah-Mina
Sebagaimana diketahui, pada tanggal 10 Dzulhijjah, terjadi kemacetan lalu lintas bus transportasi jamaah dari Muzdalifah ke Mina. Keterlambatan tersebut membuat jamaah haji terlantar.
"Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," tegas Hilman di Mina, Rabu 28 Juni.
Hilman menambahkan pihaknya akan terus mengawal agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji.
BACA JUGA:Sempat Macet Parah, Semua Jemaah Indonesia sudah Tinggalkan Muzdalifah
Protes keras disampaikan ke Mashariq, lanjut Hilman, karena penyediaan layanan di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Mekanisme ini juga dilakukan oleh semua negara, proses penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.
"Jadi di Armina, sepenuhnya penyediaan layanan dilakukan Mashariq. Karenanya, kita minta agar semua hak jemaah haji Indonesia bisa diberikan dengan baik," tegasnya.
BACA JUGA:Jamaah Mulai Melontar Jumroh di Mina
Hilman minta Mashariq dapat mengambil keputusan cepat dalam mengantisipasi setiap potensi munculnya masalah. Sehingga, potensi yang ada bisa segera diselesaikan dan tidak merugikan jemaah.
"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," jelasnya.
BACA JUGA:Cerita Jemaah Haji yang Sempat Telantar di Muzdalifah
Hilman mengakui bahwa ruang yang tersedia di Mina bagi jemaah haji sangat terbatas. Setiap jemaah, hanya mendapat ruang pada kisaran 0,8 meter persegi. Namun, kondisi yang semacam ini memang terjadi setiap tahun, sejak puluhan tahun lalu.