Kepala BMKG: Bumi Semakin Panas Dalam 8 Tahun Terakhir

Kamis 13-07-2023,17:00 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan terjadi kenaikan suhu rata-rata bumi. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global

Berdasarkan laporan yang dirilis World Meteorological Organization ( WMO ) atau Organisasi Meteorologi Dunia, disebutkan bahwa tahun 2022 menempati peringkat ke-6 tahun terpanas dunia. 

Sementara itu, periode 2015 hingga tahun 2022 menjadi 8 tahun terpanas dalam catatan WMO. 

BACA JUGA:Perubahan Iklim Picu Banyak Bencana, Krisis Pangan Diprediksi Terjadi Tahun 2050

BACA JUGA:Gus Yahya Buka Rakornas Lembaga Penanggulangan Bencana NU, Bahas Tantangan Perubahan Iklim

“Pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama), dengan tahun 2020 sedang on-the-track menuju salah satu dari tiga tahun terpanas yang pernah dicatat,” kata Dwikorita 10 Juli 2023.  

Bagaimana dengan tanah air? berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG dari 91 stasiun BMKG di seluruh wilayah Indonesia, suhu permukaan rata-rata pada tahun 2022 lebih tinggi 0,9 derajat celcius dibandingkan tahun 1981-2010.

“Ini menandakan fenomena peningkatan suhu juga terjadi secara lokal  dan global,” jelas Mantan Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini. 

BACA JUGA:Tegaskan Gelombang Panas Tidak Melanda Indonesia, Ini Pejelasan Kepala BMKG

Dwikorita menegaskan bahwa pemanasan global memicu pergeseran pola musim dan suhu udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas bencana hidrometeorologi. 

Salah satunya adalah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kekeringan yang ekstrim, tetapi juga menyebabkan peningkatan emisi karbon dan jumlah partikulat yang dilepaskan ke udara. 

“BMKG terus melakukan berbagai aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Di sektor pertanian, BMKG rutin menggelar sekolah lapang iklim (SLI) dengan sasaran penyuluh pertanian dan petani dari berbagai komoditas unggulan. Langkah ini juga untuk memperkuat literasi cuaca dan iklim mereka,” tegasnya.(*) 

 

Kategori :