Pesan Dokter Indro tentang Penyakit Lato-Lato: Jangan Panik!

Kamis 27-07-2023,20:03 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Makin lama, nama penyakit makin unik. Yang jadi perbincangan hangat saat ini adalah penyakit lato-lato. Begitulah, peternak menyebut cacar sapi itu.

Mainan lato-lato memang sempat viral. Pemainan dua bola yang saling dibenturkan itu kian meredup. Namun, namanya kini dipinjam untul istilah cacar sapi. Bakal timbul benjolan mirip bola lato-lato di tubuh hewan yang terserang virus itu.

Drh Moh Indro Cahyono memberikan materi penting tentang penyakit lato-lato atau cacar sapi (LSD) yang menjadi perhatian serius bagi peternak di Indonesia. Penyakit itu disebabkan oleh Poxvirus dan dapat menyebabkan bengkak di seluruh tubuh sapi. Drh Indro Cahyono mengungkap fakta penting tentang penyakit ini dan cara penanganannya.

LSD sangat mudah menular dan memiliki tingkat morbiditas 100 persen, artinya semua sapi yang terpapar berpotensi tertular. Walaupun penyakit ini bisa sembuh, tingkat kematian atau mortalitasnya rendah, hanya mencapai maksimal 1-5 persen. "Namun, gejala penyakit yang tampak jelas dan menakutkan bagi peternak seringkali membuat banyak sapi terpaksa dijual dengan harga yang sangat murah," kata teman dekat Founder Harian Disway: Dahlan Iskan itu.


Sebaran virus LSD yang menyerang sapi sejak 2022.-Drh Moh Indro Cahyono-

Kasus pertama LSD di Indonesia terdeteksi pada Februari 2022 di wilayah Indragiri Hilir, provinsi Riau. Sejak saat itu hingga kini, yaitu selama 19 bulan, telah tercatat 47.287 kasus LSD di seluruh Indonesia dan angka penyebaran masih terus meningkat.

BACA JUGA:Muncul Covid-19 Varian Arcturus, Ini Pesan Adem Dokter Indro Cahyono

BACA JUGA:Dokter Indro Klarifikasi Pesan Hoax Berantai Subvarian Omicron-XBB: Tidak Menyerang ke Paru-Paru!

Penyakit LSD memiliki masa inkubasi antara 4 hingga 12 hari. Gejala utama penyakit ini adalah demam yang tinggi (40-41°C) selama 1-4 hari, kemudian muncul lesi bengkak di kulit 2 hari setelahnya. Lesi di kulit akan terus menyebar hingga mencapai 14 hari atau 2 minggu. Peternak mulai panik dan banyak yang menjual sapi dengan harga rendah. Selain itu, terjadi infeksi campuran sehingga sapi menjadi lemah.

Virus LSD, atau dikenal juga sebagai CaPV (Capripoxvirus), merupakan virus cacar yang mudah dikenali oleh tubuh dan mampu mengembangkan kekebalan alami. Virus ini sangat tahan terhadap suhu lingkungan dan panas matahari, namun mudah hancur pada cairan asam dengan pH rendah 2-3. Infeksi awal virus LSD di dalam tubuh dapat dihancurkan oleh sel kekebalan tubuh seperti makrofag dan antibody setelah hari ke-7 dari awal demam.

Drh Indro Cahyono menyampaikan cara penanganan penyakit LSD yang dapat dilakukan peternak. Salah satu cara utama adalah melalui vaksinasi. Vaksin virus hidup atenuasi diberikan pada sapi yang sehat dan berumur lebih dari 3 bulan. "Vaksinasi tidak diberikan pada sapi yang sedang bunting. Antibody hasil vaksin baru terbentuk setelah 14 hari dari vaksinasi dan maksimal mencapai hari ke-21 pasca vaksinasi," katanya.

Peternak juga disarankan untuk menggunakan desinfektan dan cairan pH rendah untuk menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi antar kandang. Vaksinasi LSD aman dilakukan dan hanya menyebabkan efek samping demam ringan. Penting untuk diketahui bahwa vaksinasi LSD tidak menularkan penyakit tersebut.

Dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, diharapkan wabah penyakit lato-lato dapat ditekan dan kesehatan sapi di Indonesia dapat terjaga dengan baik. (*)

Kategori :