KALAU kata pepatah Tiongkok atau cheng yu, agar hasilnya bagus, kita harus "全心全意" (quán xīn quán yì): melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Tidak boleh asal-asalan. Apalagi "半途而废" (bàn tú ér fèi): berhenti di tengah jalan. Harus all-out, pokoknya.
Makanya, Sugiri Sancoko selalu memegang teguh pitutur luhur Jawa, "Yen wani ojo wedi-wedi, yen wedi ojo wani-wani."
"Maksudnya, kalau sudah bertekad, harus totalitas dan jangan ragu. Kalau masih ragu, lebih baik tidak dilakukan sama sekali," terang bupati Ponorogo tersebut. Semakna dengan adagium Tiongkok di atas.
Namun, bukan berarti harus ngoyo atau ngotot. Kita memang mesti berusaha mati-matian, tetapi hasilnya tetap Yang Mahakuasa yang memutuskan.
Ada kisah menarik. Zhuge Liang, yang keahliannya dan kejituannya dalam menyusun strategi teruji sekali, pernah menjalankan strategi susunannya yang dipikirnya akan manjur sebagaimana biasa.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pemerhati Budaya dan Fashion Enthusiast Karta Moe: Bi Shang Bu Zu, Bi Xia You Yu
Ceritanya, pasukan negaranya diminta Zhuge Liang untuk menggiring serdadu musuh ke hutan. Lalu, hutannya dikepung dan dipanah dengan panah berapi agar hutan kebakaran dan tentara musuh mati terpanggang.
Walakin, tanpa dinyana, langit yang awalnya cerah, tiba-tiba menumpahkan air hujan yang begitu lebatnya.
Strategi Zhuge Liang gagal total. Ia hanya bisa bergumam, "谋事在人,成事在天" (móu shì zài rén, chéng shì zài Tiān): manusia mengikhtiarkan, Tuhan menentukan.
Tak apa. Yang penting, seperti dibilang Sugiri tadi, kita telah mengusahakan semaksimal mungkin. Tidak berpangku tangan dan mencari-cari pembenaran akan kemalasan dengan mengatakan, "Rezeki ada yang ngatur. Semua akan indah pada waktunya." (*)